loader

Ribuan Ton Minyak Sawit Tertahan di India, Harga CPO Anjlok

Foto

JAKARTA, GLOBALPLANET - Selasa (21/1/2020) harga CPO kontrak pengiriman tiga bulan di Bursa Malaysia Derivatif (BMD) berada di level RM 2.858/ton. Jika dibandingkan dengan harga penutupan kemarin, ada koreksi sebesar 44 ringgit atau turun 1,52%.

Panasnya hubungan India-Malaysia dipicu oleh kritik pedas Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad yang dilayangkan kepada India atas sikapnya yang dinilai anti-Islam.

Sebagai balasan, India menetapkan pelarangan impor minyak sawit olahan. Namun secara informal India melarang pelaku industri di India untuk menjauhi minyak sawit dari Malaysia.

Reuters melaporkan, ada ribuan ton minyak sawit olahan yang tertahan di berbagai pelabuhan di India. "Lebih dari 30.000 ton terjebak di pelabuhan (India). Semua kapal ini dimuat sebelum pemerintah membatasi impor" kata seorang Trader minyak nabati yang berbasis di Mumbai.

Sebelumnya Menteri Perdagangan kedua negara dikatakan akan bertemu dan membicarakan hal ini di World Economic Forum (WEF) Davos. Namun pejabat India membantah hal tersebut dengan mengatakan jadwal sudah padat.

"Saya bisa katakan dengan pasti bahwa tak akan ada pertemuan antara menteri perdagangan India dan menteri perdagangan Malaysia di Davos. Sebagai bagian dari pertemuan yang lebih besar mungkin mereka dapat bertemu. Namun tak akan ada pertemuan antara keduanya karena jadwal telah difinalisasi dan jadwalnya sangat padat." Kata sumber tersebut, melansir Reuters.

India merupakan pembeli minyak sawit terbesar di dunia. India membeli minyak sawit hingga 9 juta ton per tahun atau dua per tiga dari total impor minyak nabati India. India membelinya dari Indonesia dan Malaysia. Per tahunnya India membeli lebih dari 4 juta ton minyak sawit dari Malaysia.

Aksi boikot ini jelas merugikan Malaysia karena harus susah payah menawarkan dagangannya kepada konsumen agar pelanggan membeli lebih. Hal ini terbukti dengan upaya Malaysia yang menawarkan minyak sawitnya kepada Arab, Vietnam, Pakistan dll agara membeli lebih banyak minyak sawitnya. Namun mencari pengganti konsumen terbesar sekelas India bukan lah hal mudah.

Jika terus berlarut-larut tanpa kejelasan tetapi India tak lagi beli minyak sawit Malaysia tentu ini bahaya untuk Malaysia. Saat ini harga masih tinggi karena ditopang oleh turunnya produksi dan peningkatan konsumsi akibat kebijakan biodiesel. Namun ini hanya akan berlangsung paling lama hingga semester I 2020. Jika tak segera ada resolusi, harga CPO bisa benar-benar anjlok

Share

Ads