loader

Inilah Sawit, Hand Sanitizer Pun dari Sawit?

Foto

JAKARTA, GLOBALPLANET - Seperti Kota Palembang yang bekerjasama dengan BBPOM produksi ratusan liter antiseptik. Dan produksi masker dilakukan RSUD BARI.

Untuk meminimalisasi kondisi tersebut, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Pusat Penelitian Kimia membuat hand sanitizer untuk dapat digunakan di lingkungan internal institusi serta dibagikan kepada sekolah-sekolah yang berada di sekitar kawasan LIPI.

Dikutip harian haluan, Deputi Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI, Agus Haryono, mengatakan bahwa hand sanitizer tersebut dibuat dari formulasi senyawa alkohol, gliserin, dan ditambahkan ekstrak rempah pala dan cengkeh yang sekaligus berfungsi sebagai pengharum dan anti mikroba.

Tidak hanya itu, kandungan nano silver konsentrasi rendah juga ditambahkan untuk menambah daya kekuatan anti mikroba. Setiap batch produksi dapat menghasilkan 10 liter hand sanitizer yang dikemas dalam botol ukuran 250 ml dan 100 ml.

Perbedaan hand sanitizer LIPI dengan produk serupa yang beredar di pasaran yakni adanya penggunaan pewangi rempah lokal sehingga tidak menyengat apabila tercium. Hand sanitizer produksi LIPI ini mengandung bioetanol sebagai antiseptik sebanyak 63–65 persen dan nano silver sebagai tambahan antiseptik sebanyak 0,3 persen. Bioetanol yang digunakan dalam campuran produksi hand sanitizer ini merupakan bioetanol generasi dua yang berasal dari limbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS).

"Pada bulan Oktober 2019, kita sudah menguji coba pembuatan hand sanitizer LIPI. Awalnya bermula karena Pusat Penelitian Kimia LIPI merupakan pusat unggulan untuk bioetanol generasi dua. Setelah beberapa kali uji coba produksi bioetanol generasi dua dengan bahan baku limbah tandan kosong kelapa sawit, ternyata bioetanol tersebut cocok dan bagus digunakan sebagai bahan baku hand sanitizer," katanya.

Untuk pembuatan hand sanitizer di Puslit Kimia LIPI ini, mesin yang digunakan cukup sederhana dan dapat di-knock down untuk berbagai skala produksi.

Share

Ads