loader

Maret Lalu, Sumut Alami Deflasi

Foto

MEDAN, GLOBALPLANET - “Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,63 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,01 persen, dan kelompok transportasi sebesar 0,52 persen," kata. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, H Syech Suhaimi, melalui surat elektronik kepada sejumlah media, Jumat (3/4/2020).

Ia menyebutkan, indeks harga konsumen pada bulan Maret di sejumlah kota di Sumut, yakni Medan, Pematangsiantar, dan Sibolga, Padangsidimpuan, dan Gunungsitoli, mengalami deflasi.

"Kalau Sibolga deflasi 0,79 persen, Pematangsiantar 0,12 persen; Medan 0,19 persen. Nah, dua kota lain yakni Padangsidimpuan sebesar 0,53 persen dan Gunung Sitoli sebesar 0,43 persen. Dengan demikian, gabungan lima kota IHK di Sumatera Utara pada bulan Maret 2020 deflasi 0,16 persen,” papar Syech Suhaimi.

Ia menyebutkan, komoditas utama penyumbang deflasi di Medan seperti cabai merah, minyak goreng, angkutan udara, tomat, cabai rawit, kacang panjang dan cabai hijau.

Untuk skala nasional, Syech menyebutkan terjadi inflasi sebesar 0,10 persen, tahun kalender 0,75 persen dan kumulatif 2,96 persen.

Kata dia, dari 90 kota IHK di Indonesia, 43 kota mengalami Inflasi, tertinggi di Lhokseumawe sebesar 0,64 persen. Sedangkan 47 IHK mengalami deflasi, tertinggi 1,91 persen.

Kelompok yang mengalami inflasi yaitu kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,19 persen.

Lalu, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,80 persen.

“Sementara kelompok lainnya tidak mengalami perubahan indeks,” tegas Syech Suhaimi.

Share

Ads