loader

Pengrajin Tahu Mengolah Limbah Menjadi Biogas

Foto

OKUT, GLOBALPLANET - Banyaknya produsen tahu yang kian meningkat, tentu membawa keuntungan tersendiri. Selain keuntungan secara finansial, dampak lain pun ditimbulkan dengan limbah yang berasal dari proses pembuatan tahu tersebut. Sebagian besar limbah tahu dibuang begitu saja, tanpa adanya proses pengolahan.

Akibatnya, limbah mencemari lingkungan. Limbah tahu mengandung begitu banyak senyawa organik, seperti lemak, karbohidrat, dan protein. Limbah cair ini juga mengandung tingkat keasaman chemical oxygen demand (COD) dan biological oxygen demand (BOD) yang tinggi.

Kandungan senyawa ini akan mencemari lingkungan dan menurunkan kualitas air. Dampak yang terlihat jelas salah satunya menimbulkan aroma tidak sedap.

Melihat hal ini, salah satu pengusaha tahu di Desa Kumpul Rejo Dusun 3 Kecamatan Buay Madang Timur OKU Timur Haryadi memanfaatkan limbah tahu untuk kebutuhan lain. Dia mengubahnya menjadi biogas untuk kebutuhan rumah tangga.

Dia melakukan pembuatan biogas sejak adanya teguran dari tetangga yang tidak tahan akan bau limbah tahu, usai ditegur tetangga ia langsung mencari cara untuk mengelolah limbah tahu.

Akhirnya ada pemuda desa yang bekerja Dinas Lingkungan hidup OKU Timur mengajak dirinya untuk mengelola limbah tahu.“Sejak saat itu saya mulai membangun instalasi pengolahan air limbah produksi tahu,”ungkap Haryadi di pabrik tahu miliknya pada Minggu (12/07/2020).

Haryadi mendapat bimbingan langsung dari Bidang Pencemaran dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Dinas Lingkungan Hidup OKU Timur.

Haryadi langsung mendapatkan bantuan dari Kementerian Lingkungan Hidup melalui Dinas Lingkungan Hidup OKU Timur berupa tengki dalam tanah, serta isntalasi pembuangan limbah yang telah di olah. Dengan adanya bio gas yang di hasilkan dari limbah tahu ini haryadi mengaku sangat tertolong.

"Biasanya dalam satu bulan bisa menghabiskan dua tabung gas 3 kilogram.untuk memasak air dan memasak makanan untuk kebutuhan sehari hari, kini cukup menggunakan bio gas hasil limbah tahu,"terangnya.

Limbah tahu mengandung gas-gas, metana (CH4), amonia (NH3), hydrogen sulfide (H2S), dan karbondioksida (CO2). Butuh waktu dan proses agar gas ini dapat dimanfaatkan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Fauzie Bakri mengungkapkan, Instalasi pengolahan limbah mampu menampung 8.000 liter air limbah tahu. Limbah itu dialirkan ke tangki penampungan yang ada di bawah sedalam tiga meter, yang ditutup dengan beton.

Limbah di fermentasi selama satu hingga dua minggu untuk menghasilkan gas metana.

“Sangat bagus itu satu bulan, tapi bergantung pemakaiannya juga,”ujarnya.

Setelah gas metana dihasilkan, gas dialirkan melalui pipa yang sudah tersambung dengan selang kompor di dapur untuk memasak. Setelah keran gas dibuka, api akan muncul saat dipancing dengan korek.

“Api yang keluar dari kompor memang tidak stabil seperti gas LPG, tapi ketika dipakai untuk memasak, suhu panasnya tidak kalah unggul,”imbuhnya.

Fauzi juga menjelaskan saat pemakaian hampir tidak mencium aroma apa pun dari gas. Namun, lama kelamaan akan terasa bau gas, tapi tidak terlalu menyengat. Cara ini dirasa tidak berbahaya, meskipun di bawah tanah yang dipijaknya ada gas dengan tekanan tinggi.

Jika gas dalam keadaan lemah atau habis, tangki akan dibuka dan ampasnya akan digunakan untuk pakan ternak."Pengelolahan Limbah tahu menjadi Bio Gas di Desa Kumpul Rejo ini akan menjadi contoh bagi pabrik tahu lainnya dalam pengelolahan limbah, sehingga limbah yang di hasilkan tidak mencenari lingkungan dan dapat bermanfaat bagi manusia dengan di ubah menjadi bio gas untuk kebutuhan rumah tangga,"terangnya.

Share

Ads