loader

Ahli Epidemiologi Sebut Persepsi Masyarakat Pengaruhi Kesadaran Prokes, Dinkes : Edukasi Masih Minim

Foto

PALEMBANG, GLOBALPLANET - Tim Epidemiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (Unsri) Dr Iche Andriyani Liberty, mengakui, penyebaran pandemi Covid-19 yang menyebar luas di Palembang belum terkendali. 

"Perhitungan Reproduksi efektif (Rt) terhadap Covid-19 terakhir minggu lalu, Palembang indikasinya (Rt) masih diatas 1 persen," ungkap Iche ketika dikonfirmasi, Senin (27/7/2020).

Iche melanjutkan, hasil studi penelitian studi etnografi berdasarkan survei di lapangan dengan jawaban masyarakat yang menyatakan bahwa mereka tetap dalam kondisi sehat meskipun berada dalam keramaian dan kerumunan.

"Contoh di pasar warga menyebut mereka tetap baik-baik saja walaupun ada kasus seperti pedagang yang terinfeksi corona," ujar dia.

Selain itu, ia menilai rasa tidak percaya masyarakat juga timbul karena sebagian warga yang telah terinfeksi Covid-19 namun tidak melakukan uji kesehatan, tetapi tidak berdampak buruk dan lebih banyak kasus orang tanpa gejala atau OTG.

"Hal ini juga berpengaruh bagi stigma di sebagian masyarakat. Jadi benar edukasi bersama jadi poin penting. Seperti penerapan wajib masker, cuci tangan dan jaga jarak. Upaya begini sederhana tapi mesti disiplin," tegasnya.

Ia berharap masyarakat dan Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang bahu membahu melaksanakan protokol kesehatan. "Hanya ini cara agar angka konfirmasi dan kematian turun serta tingkat kesembuhan makin meningkat," ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Dinas Kesehatan Palembang, Yudhi Setiawan mengatakan, penyebab utamanya adalah karena edukasi mengenai Covid-19 minim diterima oleh mereka terutama di kalangan daerah yang cukup jauh dari pusat kota.

"Selain dari pengaruh persepsi masing-masing individu terhadap Covid-19, jadi dampaknya ke tingkat kepatuhan penerapan protokol kesehatan pencegahan tidak disiplin," ujarnya Yudhi.

Persepsi individu terhadap rasa tidak percaya mengenai bahaya Covid-19 timbul karena faktor latar belakang pendidikan yang kurang. Kemudian adanya kebiasaan lingkungan yang acuh di wilayah tempat tinggal. Serta adanya budaya dan kultur yang lebih meyakini kesembuhan non medis.

"Mereka (masyarakat) masih menimbang sebahaya apa kesehatan terkena Covid-19. Penyebabnya juga karena akses informasi yang mereka terima sedikit tentang pencegahan Covid-19 jadi masyarakat minim terima edukasi," kata dia.

Agar permasalahan ini tidak berlanjut, terang Yudhi, pihaknya bersama Dinkes Palembang dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 juga menjadi bagian penting dan memiliki peran besar mengedukasi persepsi dan sudut pandang individual terhadap virus corona.

"Kami masih terus lakukan (edukasi), tapi yang berperan lebih maksimal ke arah pengawasan adalah di tingkat RT (rukun tetangga). Sosialisasinya bisa dari posyandu atau bisa juga dari kelompok masyarakat, pengajian, arisan dan remaja," terangnya.

Sebagai informasi jumlah kasus Covid-19 kota Palembang berjumlah 2.197 kasus pada update terakhir Minggu 26 Juli 2020, sebab ada tambahan kasus baru 17 kasus di Palembang dari 23 tambahan kasus baru untuk Provinsi Sumsel.

Share

Ads