loader

Pertanian, Penyelamat dari Resesi Ekonomi

Foto

LAGI LAGI - Sementara pada periode yang sama sebagian besar sektor sektor ekonomi nasional mengalami kontraksi atau bertumbuh negatif antara -0,2 persen sampai - 29 persen (BPS, 5 Agustus 2020). 

Kemampuan pertanian yang demikian bukan hanya terjadi pada masa pandemik covid-19 ini. Pada masa krisis sebelumnya seperti krisis 1998 dan krisis 2008 sektor pertanian juga telah hadir sebagai penyangga perekonomian, sehingga terhindar atau tidak jatuh lebih dalam ke jurang krisis.

Pertumbuhan pertanian yang positif pada masa pandemik covid-19 bermakna pula bahwa menggerakkan mesin ekonomi sektor pertanian dapat disinergikan dengan upaya mengatasi penularan covid-19 yang menjadi platform kebijakan pemerintah saat ini.

Dengan memacu sektor pertanian akan meningkatkan ketersediaan bahan pangan dan kesehatan yang diperlukan masyarakat dalam mengatasi covid-19. 

Hal yang menarik adalah pertumbuhan  pertanian tersebut bukan hanya relatif tinggi tapi juga lebih berkualitas. Pertumbuhan tersebut dihasilkan oleh kreatifitas sekitar 27 juta UMKM pertanian yang tersebar di pelosok- pelosok, tanpa ikut rebutan sembako,  dan tidak ada PHK pekerja. Selain itu, pertumbuhan pertanian tersebut tidak  membebani anggaran pemerintah seperti bantuan sosial dan dana stimulus. 

Dengan kinerja pertumbuhan pertanian tersebut makin meyakinkan kita bahwa sektor pertanian dapat diandalkan menjadi lokomotif pemulihan ekonomi nasional agar tidak terseret ke jurang resesi.

Dua triwulan kedepan yakni triwulan tiga dan empat merupakan masa kritis yang menentukan apakah secara akumulasi  ekonomi Indonesia tahun 2020 ini  mengalami pertumbuhan negatif atau positif. Peluang ekonomi Indonesia terhindar dari resesi atau pertumbuhan negatif cukup besar dengan menggerakkan lokomotif pemulihan ekonomi yakni sektor pertanian. Selain terbukti bertumbuh positif selama dua triwulan berturut-tutut, sektor pertanian juga memiliki dampak multiplier ekonomi yang besar dan luas dalam perekonomian. 

Dengan menginjeksi “darah segar” berupa dana stimulus ke sektor pertanian, akan memperbesar dan memperluas pertumbuhan pertanian. Sehingga melalui dampak multiplier akan menarik pertumbuhan sektor-sektor ekonomi lainya, yang efek  netonya membuat perekonomian terhindar dari jurang resesi. 

Cara ini yakni menjadikan sektor pertanian menjadi lokomotif pemulihan ekonomi, juga sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional. Hal ini mengantisipasi krisis pangan global yang menurut FAO potensial terjadi pada akhir tahun ini.

Share

Ads