loader

Telok Ukan, Si Unik Khas Kemerdekaan di Jalan Merdeka

Foto

PALEMBANG, GLOBALPLANET - Terutama para pedagang bendera, masih terlihat berderet di jalanan di Kota Palembang, Sumsel. Pun pedagang Telok Abang dan Telok Ukan masih "memerahputihkan" Jalan Merdeka Palembang.

Sebelumnya sudah dibahas Telok Abang, yang merupakan telur rebus dicat warna kemudian ditancapkan di mainan replika pesawat terbang.

Telok Abang juga punya teman, namanya Telok Ukan. Memang tidak begitu popular, namun uniknya kuliner khas ini hanya muncul di bulan kemerdekaan (Agustus) dan kebetulan banyak dijajakan di Jalan Merdeka.

Ya, kuliner khas kemerdekaan ini hanya muncul di setiap bulan Agustus. Telok Ukan dalam bahasa Palembang Telur Bukan tepatnya telur atau bukan.

Mungkin sebagian masih bingung, maksudnya apa telur atau bukan?

Telok ukan sekilas terlihat seperti telur asin pada umumnya. Karena memang lebih banyak menggunakan telur bebek. Telok ukan dimasak dengan cara yang unik dan rumit. Yakni telur bebek dilobangi pada salah satu sisi untuk mengeluarkan seluruh isinya. Lalu, isi telur tadi dicampur dan diaduk dengan air perasan pandan dengan takaran tertentu. Setelah teraduk dengan rata dan berubah warna menjadi kehijauan, adukan tadi dimasukkan kembali ke dalam cangkang dan ditutup menggunakan kayu gabus untuk dikukus hingga matang.

Sudah terbayang rasanya telok ukan seperti apa? Tentu gemuk dengan aroma pandan yang tajam. Ya memang tidak istimewa pada rasa, namun kerumitan proses pembuatan dan hanya dapat dijumpai di bulan kemerdekaan di Jalan Merdeka, tentu menyantap kuliner satu ini memberikan pengalaman berbeda.

“Kita tidak begitu tahu, saya sudah puluhan tahun membuat dan menjual teluk ukan. Belajar membuat ini dari orang tua, yang dulu sering mengajak kami anak – anaknya menjual ini. Hampir semua pedagang ini warga Kelurahan 22 Ilir, dan memang setiap tahun kami jual di Jalan Merdeka, karena dekat,” ujar Fendi, 55, salah satu pedagang telok ukan di Jalan Merdeka.

Fendi mengakui, dulu pernah sesekali ada yang buat dan menjualnya di luar bulan Agustus, namun semua tidak bertahan lama. Lain halnya di Jalan Merdeka Palembang, telok ukan dan teman – temannya tadi seakan menjadi tradisi. “Kalau sekarang saya pastikan hanya ada di bulan 17-an. Kalau bulan lain tidak ada,” tuturnya.

Untuk menikmati satu telok ukan, cukup dengan membayar Rp5.000. Tahun – tahun sebelumnya, hangat elok ukan hanya Rp2.500 atau 3.000, namun seiring terus naiknya harga telur, pedagang terpaksa melakukan hal yang sama. Namun untuk sebuah telok yang hanya dapat dijumpai dan dinikmati di bulan Kemerdekaan di Jalan Merdeka, tentu harga yang pantas.

Apalagi di Jalan Merdeka ini, selain dapat menikmati kuliner khas kemerdekaan dan sambutan pedagang berbagai pernak – pernik bernuansa kemerdekaan, pengunjung dapat menikmati sejumlah bangunan bersejarah peninggalan Belanda. Sebut saja, kantor Leiden yang kini menjadi Kantor Wali Kota Palembang. Ada Pasar Sekanak, salah satu pasar tertua di Palembang. Ada juga Benteng Kuto Besak, Jembatan Ampera dan Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera), Museum SMB II dan tentu Masjid Agung.

Share

Ads