loader

PDAM Tirta Musi Matangkan Pengoperasian IPAL Sei Slayur

Foto

PALEMBANG, GLOBALPLANET.news - Direktur Utama PDAM Tirta Musi Andi Wijaya mengatakan, pihaknya siap melakukan pelatihan studi pengelolaan manajemen dan sistem pembayarannya. 

"Kami selalu diikutsertakan dalam perencanaan, pelaksanaannya. Kemudian juga studi pengelolaan sistem pembayarannya soalnya kami belum tahu sambungan ini apakah dikenakan biaya atau tidak," ungkap Andi Wijaya, Rabu (4/11/2020). 

Andi mengaku, saat ini pihaknya belum mengetahui apakah pemasangan sambungan rumah IPAL ke rumah warga dikenakan biaya atau tidak. Akan tetapi, ada rekening air limbah IPAL untuk retribusi. "Nah berapa sekian besarannya dan perhitungannya kita tidak tahu, kami lakukan studi dulu," kata dia. 

Saat ini air baku PDAM Tirta Musi berlokasi di sekitaran Jembatan Musi II, di sana sanitasi di air baku masih bagus. 

IPAL ini akan bekerja dengan cara mengaliri limbah rumah melalui pipa sambungan rumah kemudian diolah, setelah air menjadi bersih akan dilepas kembali ke Sungai dan siap menjadi air baku PDAM Tirta Musi. 

"Ada 15 ribu calon pelanggan yang menunggu, mereka ini jadi pelanggan air limbah dan air ledeng. Ada retribusinya juga  (pengolahan limbah) tapi ada studi dulu bagaimana sistemnya, " jelasnya. 

Dirjen Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Dr. Ir. Danis Hidayat Sumadilaga, yang hadir langsung pada kegiatan Ground Breaking IPAL Palembang, mengaku bangga dengan perjuangan dan keseriusan Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang, dalam penanganan sanitasi di kota ini.

"Apa yang akan dibangun hari ini, bukti keseriusan pemerintah setempat dalam penanganan limbah di kotanya," terangnya.

Harus diketahui, pembangunan IPAL Palembang ini bukan dari dana hibah saja, dimana ada kewajiban dari pemerintah pusat, Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang maupun Provinsi yang bersumber dari APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah), dengan total Rp1,2 triliun.

"Jadi pemerintah setempat juga harus mengucurkan anggaran, agar pembangunan IPAL ini berjalan. Dengan kompisisi APBN 55% dan APBD 35%, tergantung realisasi kebutuhan di lapangan," jelasnya.

Share

Ads