loader

Hotspot di Wilayah Sumsel Turun Drastis, Masyarakat dan Satgas Karhutla Dapat Apresiasi

Foto

PALEMBANG, GLOBALPLANET.news - Danrem 044 Gapo, Brigjen TNI Jauhari, mengatakan sejak Satgas Bencana Karhutla Sumsel mulai bertugas, sukses bersatu mencegah api bergerak sedini mungkin dengan bantuan setiap Sub Satgas Karhutla.

Hal yang patut disyukuri adalah kesadaran masyarakat telah meningkat, dari apa yang telah dilakukan membutuhkan konsistensi sehingga kualitas udara selalu terjaga.

"Pembentukkan 846 posko karhutla Sumsel di instansi Pemerintah, TNI-Polri, perkebunan dan perusahaan membuahkan hasil. Perbandingannya data hotspot di tahun 2019 ada 17.024 hotspot, sekarang tinggal 4.232 hotspot di tahun 2020," ungkap Jauhari ketika penutupan dan pembubaran Satgas Karhutla Sumsel 2020, Senin (30/11/2020).

Ada 10 daerah Sumsel yang memiliki potensi tinggi terjadi Karhutla diantaranya Musi Banyuasin, Muara Enim, Banyuasin, OKU Timur, OKU, PALI, Musi Rawas, Muratara, dan OKI. Dari 10 Kabupaten tersebut secara spesifik ada 158 desa yang rawan terjadi Karhutla. Desa-desa tersebut menjadi fokus patroli satgas bencana Karhutla.

"Upaya sosialisasi bahaya karhutla dilakukan sebanyak 1511 kali ke 158 desa. Serta penyampaian informasi dan peringatan deteksi dini patroli gabungan lapisan masyarakat secara langusung sebanyak 1134 kali. Pemadaman dilakukan sebanyak 171 kali dengan luas lahan 418,17 hektar, " jelasnya.

Jauhari melanjutkan untuk mengurangi titik api (hotspot) yang berjumlah 17.402 telah digunakan 74 juta liter lebih air dengan metode water boombing. "Sementara dengan inovasi teknologi cuaca membutuhkan sekitar 77.500 ton garam untuk pembenihan awan," ujarnya.

Sementara, Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru, menambahkan, pencapaian Sumsel tahun ini harus dipertahankan. Karena ketika masyarakat terlena maka kewaspadaan, peran, dan kesadaran masyarakat akan menurun.

"Saya apresiasi masyarakat kita tidak lagi membuka lahan dengan cara membakar, sehingga angka kualitas udara kita tidak pernah mengkhawatirkan. Kemudian kinerja satgas semua yang terlibat TNI-POLRI, KLHK, TRGD, BNPB dan lain sebagainya sehingga tahun ini musibah asap akibat karhutla tidak ada," kata Deru.

Kendati demikian, kondisi ini harus dipertahankan jangan sampai masyarakat terlena. "Kondisi ini harus dimanfaatkan apalagi di bulan Januari Badan Restorasi Gambut (BRG) mengadakan pertemuan nasional. Kita bisa diskusikan soal pemanfaatan kerbau rawa," pungkasnya. 

Share

Ads