loader

6 Fakta Penculikan Anak di Palembang, Minta Tebusan Rp100 Juta Hingga Gunakan Kode Kembang untuk Korban

Foto

PALEMBANG, GLOBALPLANET.news - Selain kedua pelaku, tim gabungan anggota Opsnal Pidum dan Tekab 134 Satreskrim Polrestabes Palembang juga mengamankan Joko (37) pemilik motor Scoopy BG 3204 IP, yang digunakan pelaku Sutriyono untuk membawa korban.

Berikut sejumlah fakta yang terkait peristiwa penculikan anak di Palembang:

1. Kedua pelaku ditangkap di dua tempat berbeda

Tim gabungan anggota Opsnal Pidum dan Tekab 134 Satreskrim Polrestabes Palembang, melakukan penangkapan terhadap kedua pelaku di dua tempat berbeda. Penangkapan pertama dilakukan terhadap pelaku Sutriyono di rumahnya sekira pukul 14.00 WIB.

Kemudian dilakukan pengembangan dan ditangkap pelaku kedua yakni dengan Suhartono yang berperan sebagai otak penculikan ini. Suhartono ditangkap di Simpang Patal sekira pukul 16.45 WIB, saat pelaku sedang nongkrong. Karena mencoba melawan, Suhartono terpaksa ditembak.

2. Penculikan dilakukan secara acak

Pelaku Sutriyono mengaku dirinya dan Suhartono memilih korban secara acak untuk diculik. Dengan catatan saat berkasi situasi aman dan terkendali, sehingga eksekusi dapat dilakukan dengan cepat.

"Kita sudah rencanakan aksinya, melakukan pencarian korban secara acak. Setelah korban didapat langsung dibawa kabur pakai motor dan dibawa kerumah kosong di kawasan Tanjung Api-Api," ujar Sutriyono kepada Globalplanet.news.

3. Gunakan kode kembang untuk korban

Untuk memuluskan aksi penculikan, selama berkomunikasi, kedua pelaku menggunakan kode kembang untuk mengistilahkan korban.

"Supaya tidak ketahuan saat menelpon, kami menggunakan kode kami pak dengan Suhartono, saat dia telepon mengatakan bahwa "kembang sudah dapat" berarti korban sudah berhasil diculik. Lalu saya pun mendatangi TKP rumah kosong, dengan meminjam motor saksi JK, teman saya," jelas Sutriyono.

4. Minta tebusan Rp 100 juta

Aksi penculikan itu, sambung Sutriyono dilatar belakangi kesulitan ekonomi dan keinginan untuk memperoleh uang dengan cepat. Dimana dirinya berencana meminta uang tebusan kepada keluarga korban sebesar Rp 100 juta.

"Rencananya kita mau minta tebusan Rp 100 juta dengan keluarga korban. Namun, belum sempat menghubungi kita sudah lepaskan. Karena aksi kita sudah viral duluan di media sosial," sambung dia.

5. Viral di media sosial dan takut tertangkap

Lantaran aksi penculikan viral di media sosial, membuat kedua pelaku ketakutan ditangkap. Akibatnya, keduanya pun memutuskan untuk melepaskab korban di pinggir jalan sekitar wilayah Km 11 dengan harapan aksi penculikan dapat berhenti.

"Berita penculikan ini sudah viral di Medsos, makanya kita ketakutan, Saya jemput korban di TKP rumah kosong, karena takut sudah di viralkan makanya membuat saya pura pura menjadi warga dan bercerita dengan warga saya menemukan anak itu di KM 11, ke kebun sayur. Lalu setelah warga ramai berdatangan saya langsung menghilang," tutupnya.

6. Aksi penculikan direncanakan selama 1 bulan

Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Irvan Prawira Satya Putra melalui Kasat Reskrim Polrestabes Palembang Kompol Edi Rahmat Mulyana mengatakan untuk motif sendiri pelaku mengaku karena faktor Ekonomi. "Mereka sudah merencanakan sejak satu bulan dan untuk korban mereka memilih secara acak, setelah mendapat korban merencanakan minta uang tebusan Rp 100 juta," ungkap Edi

Share

Ads