loader

Tanggul Irigasi Belum Diperbaiki, Petani di Banjar Negara Lahat Beralih Pola Tanam

Foto

LAHAT, GLOBALPLANET - Jika sebelumnya memanfaatkan air irigasi, saat ini memanfaatkan hujan atau melakukan penanaman dengan pola tadah hujan. Hal ini terpaksa dilakukan untuk bertahan hidup dan juga agar lahan persawahan tidak rusak.

Desi Aminah, salah satu pemilik lahan di Desa Banjar Negara mengungkapkan, sejak jebolnya irigasi petani di empat desa yakni Tanjung Payang, Desa Banjar Negara, Nantal, dan Karang Dalam tidak lagi bisa menggarap lahan sawah yang selama ini menjadi andalan dalam memenuhi kebutuhan hidup.

“Pasca jebolnya irigasi, kami tak bisa tanam lagi. Dampaknya kami kehilangan mata pencaharian. Makanya, sekarang ini bersamaan dengan musim hujan kami manfaatkan dengan melakukan pola tanam tada hujan,”ujarnya. Rabu (31/3/2021).

Dirinya berharap agar saluran irigasi tersebut lekas dibenahi oleh pemerintah apalagi ada ratusan hektar sawah yang bergantung pada aliran irigasi tersebut.

“Ya kalau lagi musim hujan seperti sekarang kalau musim panas tak bisa lagi kami tanami. Sekarang aja padi yang kami tanam tidak semuanya tumbuh," harapnya.

Sementara, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lahat, Ir Otong Heriadi MSi melalui Kabid Tanaman Pangan, Erean Andawan SP mengatakan, untuksawah tadah hujan kalau hasil sama saja dengan sawah irigasi, hanya saja mengandalkan air dari hujan.

“Kelemahannya kalau tidak hujan tidak ada lagi sumber air, solusinya petani bisa menggunakan pompa air ke sumber air yang bisa di pompa untuk dimasukan kesawah agar tidak kekurangan air apabila kondisi tak turun hujan,”sarannya.

Untuk diketahui bahwa tanggul irigasi jebol akibat dihantam arus sungai lematang di tahun 2020 lalu. Sekitar 360 hektar sawah milik warga empat desa kena imbasnya.

Share

Ads