loader

DPR Dorong Peggunaan Biodiesel Sawit B30 Secara Luas

Foto

JAKARTA, GLOBALPLANET - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno mengapresiasi penggunaan B30 di dalam negeri. Pihaknya mendorong penggunaan B30 untuk disebar luaskan sebagai pengurangan atau substitusi bahan bakar solar.

“Di satu pihak memang saya mengapresiasi penggunaan yang lebih luas lagi untuk bahan bakar B30. Hal ini tentu merupakan bagian dari upaya kita untuk mengurangi penggunaan dari solar sepenuhnya karena ada campuran biodiesel di dalamnya,” kata Eddy di Jakarta, Selasa (13/9).

“Oleh karena itu kami tetap mendorong supaya B30 itu ditingkatkan terutama suplainya supaya akan bisa diperluas lagi distribusinya dan volume juga bisa ditingkatkan untuk dikonsumsi masyarakat,” ucap Eddy lagi.

Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan di kesempatan berbeda menilai, seluruh program biodiesel merupakan salah satu upaya progresif pemerintah dalam mempenetrasi penerapan energi terbarukan di dalam negeri. Menurutnya, ada dua hal utama yang dapat Indonesia capai lewat program ini.

“Dengan program ini kita akan mendapat dua hal. Pertama, pastinya bisa mengurangi impor akan solar. Kedua, pasti jadi salah satu program unggulan pemerintah dalam rangka bauran energi,” ungkapnya di Jakarta.

Kementerian ESDM menyebut, diversifikasi energi fosil dengan energi terbarukan merupakan salah satu langkah konkret menurunkan emisi. Targetnya, bauran energi di Indonesia pada 2025 bisa mencapai sebesar 23%.

Meski, diakui Mamit, harga keekonomian biodiesel masih cenderung lebih tinggi. Apalagi, di saat harga CPO yang melonjak tinggi akibat berbagai persoalan dan gangguan pasar berdampak pada bahan pembentuk biodiesel, yakni asam lemak metil ester (fatty acid methyl esther/FAME). Belum lagi, sentimen perang Rusia-Ukraina juga membuat minyak dunia termasuk CPO juga mengalami kenaikan. Namun, dirinya optimistis fase harga diesel yang tinggi ini akan berubah dan harga akan turun.

“Saya kira, seiring keadaan yang mulai membaik di sisi demand dan supply, kemungkinan (biodiesel) akan mengalami penurunan harga,” sebutnya.

Sebelumnya, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan, realisasi penyaluran B30 hingga 27 Agustus 2022 mencapai 6,4 juta kiloliter (kl) atau 63% dari alokasi sebesar 10,15 juta kl.

Adapun peningkatan ini sejalan dengan peningkatan kebutuhan solar domestik. Dan untuk tahun 2022 sampai dengan 27 Agustus 2022 telah disalurkan biodiesel untuk program B30 sebesar 6,4 juta kl atau 63% dari target alokasi sebesar 10,15 juta kl,” kata Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Dadan Kusdiana di Jakarta, pekan lalu.

 

Share

Ads