loader

Penempatan Dana PEN Redam Kontraksi Ekonomi Sumsel

Foto

PALEMBANG, GLOBALPLANET.news - Selain Penempatan Dana, pemerintah melakukan berbagai kebijakan antara lain melalui instrumen fiskal pengeluaran negara, Penyertaan Modal Negara (PMN), Investasi Pemerintah, dan Penjaminan. Pemerintah antara lain melakukan belanja subsidi bunga bagi kredit usaha UMKM, perusahaan pembiayaan, dan lembaga penyalur. 

Pemerintah juga melakukan Penyertaan Modal Negara untuk BUMN yang permodalannya terdampak atau yang memiliki penugasan khusus. Dan melakukan investasi berupa talangan modal kerja kepada PT Garuda, Perumnas, PT KAI, PTPN, Bulog, dan Krakatau Steel.

Pemerintah menyadari sektor dunia usaha dan UMKM berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional. Karena itulah pemerintah melakukan penempatan dana pada Bank Himbara dan kepada Bank Pembangunan Daerah (BPD) .

Di Sumatera Selatan pemerintah c.q. Direktorat Jenderal Perbendaharaan melakukan Penempatan Dana pada BPD Sumsel Babel. Penempatan Dana ini bertujuan memberikan dukungan likuiditas kepada BPD Sumsel Babel yang melakukan restrukturisasi kredit dan memberikan tambahan kredit atau pembiayaan modal kerja dalam rangka pelaksanaan program PEN di Sumatera Selatan.

BPD Sumsel Babel telah menerima Penempatan Dana tahap pertama sebesar Rp. 400 milyar pada tanggal 7 Desember 2020 lalu. Penempatan Dana tersebut dilakukan setelah mempertimbangkan informasi kinerja keuangan bank dan tingkat kesehatan bank dari OJK. Pertimbangan tadi ditambah hasil evaluasi atas rencana bisnis dan target kinerja BPD Sumsel Babel oleh Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sumatera Selatan dan Kantor Regional OJK Sumatera Selatan.

Daya ungkit atau leverage atas Penempatan Dana tersebut ditargetkan dua kali dari besar dana yang diterima. Namun per 7 Juni 2021 total penyaluran kredit kepada masyarakat mencapai Rp. 958,2 milyar atau 2,4 kali lebih besar dari jumlah Penempatan Dana.

Penyaluran kredit ini menyasar sektor konsumsi. Dari segmen Konsumsi Non KPR tersalur sebesar Rp. 617,4 milyar (3.067 debitur), Konsumsi KPR sebesar Rp. 87,4 milyar (616 debitur), Retail sebesar Rp. 159,9 milyar (2.703 debitur), dan Korporasi sebesar Rp. 93,5 milyar (dua debitur).

Sedangkan penyaluran per segmen ekonomi tersalur pada tiga belas sektor. Sektor Konsumsi Rumah Tangga sebesar Rp. 707,8 milyar (3.683 debitur konsumtif). Konstruksi sebesar Rp. 51,5 milyar (82 debitur retail). Industri Pengelohan sebesar Rp. 82,5 milyar (1 debitur korporasi dan 51 retail). 

Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan sebesar Rp. 50,6 milyar (1.568 debitur). Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp. 38,3 milyar (755 debitur). Listrik, Air, dan Gas sebesar Rp. 13,5 milyar (1 debitur). Jasa Kemasyarakatan Sosial dan Budaya sebesar Rp. 4,96 milyar (97 debitur retail), Penyediaan Akomodasi Makanan dan Minuman sebesar Rp. Rp. 745 juta (11 debitur retail).

Real Estate, Usaha Persewaan, dan Jasa Perusahaan sebesar Rp. 590 juta (3 debitur retail). Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasi sebesar Rp. 110 juta (4 debitur retail). Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga sebesar Rp. 85 juta (2 debitur retail). Perikanan sebesar Rp. 10,4 milyar (128 debitur retail). Jasa Pendidikan sebesar Rp. 11 juta (1 debitur retail). Terakhir, dari sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial tersalur sebesar Rp. 50 juta (1 debitur retail).

Sektor Konsumsi Rumah Tangga menyerap 73,54 persen dari total ekspansi kredit atas Penempatan Dana pada BPD Sumsel Babel sebesar Rp. 958,2 milyar. Secara Year on Yearperekonomian Sumatera Selatan terkontraksi 5,17 persen. Dukungan ekpansi kredit dari Penempatan Dana tahap pertama pada BPD Sumsel Babel meredam ekonomi Sumatera Selatan terkontraksi lebih dalam. Semoga Penempatan Dana tahap kedua ini tidak hanya meredam kontraksi tapi membuat perekonomian Sumatera Selatan jauh membaik dan dapat tumbuh positif.

Penulis: Hasbi Jusuma Leo, S.E.

Analisis Perbendaharaan Negara pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sumatera Selatan.

Share

Ads