MUBA, GLOBALPLANET - Isu itu, kata dia sangat dilarang karena dapat menimbulkan dampak negatif berkelanjutan, baik sebelum maupun sesudah Pilkades yang berujung terganggunya situasi ketertiban dan keamanan di desa.
"Kita mengimbau kepada calon yang terpilih untuk mengikuti Pilkades untuk tidak menggunakan isu SARA, tidak melakukan politik uang. Lalu, jangan black campaign, namun negatif campaign diperbolehkan," ujar Apriyadi.
Pilkades Muba sendiri dilakukan secara serentak pada 9 Maret mendatang dan dilaksanakan di 65 desa. Dimana saat ini proses seleksi tengah dilakukan dan para bakal calon tengah mengikuti tes wawasan kebangsaan di Kesbangpol Muba.
"Nanti ada juga tes psikotes, tes kesehatan secara menyeluruh, tes urine. Ini untuk mengetahui kualitas mental, riwayat penyakit, kemampuan intelektual para bakal calon Kepala Desa," terang dia.
Lebih lanjut Apriyadi mengatakan, untuk memastikan pesta demokrasi berjalan baik, pihaknya juga melakukan pemetaan desa - desa yang dinilai rawan terjadinya konflik, sehingga pencegahan sejak dini dapat dilakukan.
"Saat ini kita sedang melakukan pemetaan desa-desa yang rawan konflik. Sebab, tidak menutup kemungkinan para calon ini masih dalam satu keluarga, sehingga persaingan yang terjadi sangat ketat," ucap dia.
Menurut Apriyadi, dalam pelaksanaan Pilkades beberapa tahun terakhir, terjadi fenomena yang menarik. Dimana banyak orang yang mencalonkan diri untuk ikut dalam pemilihan.
"Dahulu, mau ada desa yang susah mencari calon kadea. Sekarang, banyak yang mencalonkan diri, karena jabatan itu dinilai sudah bergengsi dan terdapat anggaran besar yang dikucurkan pemerintah. Jadi, kita mengimbau untuk para calon kades, bersainglah secara sehat," terang dia.
"Untuk panitia desa, kita minta jalankan amanah sebaik mungkin dan objektif dalam memutuskan sesuai data dan fakta, jangan lakukan KKN dan jangan menjadi timses pasangan calon," tandas dia.