JAKARTA, GLOBALPLANET - Wakil Ketua Umum Bidang Rantai Pasok APROBI, Suwandi Winardi, mengatakan bahwa Industri Sawit mempunyai peran penting dalam menyediakan energi terbarukan melalui Biodiesel yang berfungsi untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, hal ini disampaikannya dalam sebuah wawancara.
"Bodiesel berbahan dasar sawit sejalan dengan program pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan dan mencapai net zero emission," kata Suwandi.
"Penggunaan biodiesel ini menggantikan diesel konvensional berbasis petroleum, yang tentunya membantu mengurangi emisi karbon," tambahnya.
Program mandatori biodiesel di Indonesia telah dimulai sejak tahun 2007/2008 dan mengalami peningkatan pesat pada tahun 2016.
Saat ini, pencampuran biodiesel telah mencapai B35, dan pemerintah berencana untuk meningkatkan ke B40 pada tahun depan.
"Program ini mendorong penggunaan biodiesel dari minyak nabati, memberikan dampak positif terhadap lingkungan," tambah Suwandi.
Mengenai kesiapan industri sawit untuk memasok biodiesel, Suwandi menyatakan bahwa industri telah siap dengan produksi sawit nasional sekitar 50 juta ton per tahun.
Saat ini, sekitar 10 juta ton dari jumlah tersebut digunakan untuk biodiesel domestik. Namun, Suwandi mengingatkan bahwa tantangan tetap ada, terutama terkait dengan kebutuhan pangan yang tinggi. Ia menekankan perlunya peningkatan produktivitas per hektare kebun sawit.
"Kami menghargai langkah-langkah pemerintah, seperti program replanting atau PSR, dan berharap ada kepastian hukum serta dukungan dari pemerintah untuk menjaga iklim usaha yang kondusif," pungkasnya.
Dengan langkah-langkah tersebut, industri sawit diharapkan dapat terus berkontribusi dalam transisi menuju energi terbarukan dan pengurangan emisi karbon di Indonesia.