loader

Peran Media Sosial Dalam Memperkuat Demokrasi dan Pengaruhnya Terhadap Generasi Muda

Foto
Ilustrasi. (muid/watyutink.com)

KEBERADAAN - Internet telah memunculkan harapan baru bagi pelestarian demokrasi, terutama di negara-negara yang dianggap kurang bebas. Saat ini, internet digunakan sebagai media komunikasi politik, termasuk kegiatan pemilu oleh partai dan kandidat politik, informasi pemilu, serta informasi politik terkini dalam dan luar negeri. 

Generasi muda saat ini mempunyai media yang beragam, namun di antaranya yang sering digunakan generasi muda adalah media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Twitter.

Media sosial adalah platform yang menekankan kehadiran dan kolaborasi pengguna. Pengguna terlibat dalam masalah politik untuk mencari partisipasi dalam demokrasi dan menghidupkan kembali keterlibatan politik. Sebagaimana kita ketahui, demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan di mana kekuasaan untuk mengambil keputusan politik diberikan kepada rakyat, baik secara langsung maupun melalui wakil-wakil mereka yang dipilih.

Keberadaan demokrasi menjadi landasan partisipasi masyarakat dalam praktik good governance, khususnya pada fungsi pengawasan dan pengawasan regulasi. Dan penggunaan media sosial telah meningkatkan partisipasi politik generasi muda di masyarakat, meskipun dilakukan secara tidak terbuka. Nah selanjutnya dalam sebuah media pasti memiliki peran yang sangat penting dalam memperkuat demokrasi. 

Berikut beberapa cara media berkontribusi untuk mewujudkan demokrasi:

Pertama, peran media sebagai informasi publik adalah untuk menyebarkan informasi yang relevan dan penting kepada masyarakat dan membantu mereka mengambil keputusan yang tepat mengenai pemilu dan isu-isu pemilu di masa depan. Kedua, peran media sebagai wadah diskusi publik memberikan wadah diskusi dan perdebatan mengenai isu-isu sosial politik, sehingga memungkinkan masyarakat menyampaikan pendapat dan mendengarkan pendapat yang berbeda-beda. 

Ketiga, peran media sebagai "Watchdog" yang bertugas memantau perilaku pemerintah dan pegawai negeri dalam menjalankan tugasnya. Misalnya, media membantu menjaga transparansi dan akuntabilitas dengan mengungkap insiden korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan. Keempat, adanya peran media dalam mendidik generasi muda mengenai proses politik serta hak dan tanggung jawab mereka sebagai warga negara. Hal ini membantu memperkuat partisipasi politik dan kesadaran demokratis. 

Terakhir, peran media adalah memberikan informasi tentang kandidat, partai politik, dan platform mereka selama kampanye pemilu sehingga pemilih dapat mengambil keputusan yang tepat.

Mengingat peran media dalam memperkuat demokrasi di atas, penulis menyimpulkan bahwa peran media dalam menjaga demokrasi yang sehat dan berfungsi di mana masyarakat mendapat informasi yang baik dan mempunyai kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam peristiwa-peristiwa politik sangat penting dan menentukan.

Selain itu, karena media membantu memperkuat demokrasi, generasi muda juga harus terlibat dalam politik. Di mana partisipasi politik bagi generasi muda sangat penting karena mereka dapat membawa ide-ide baru, energi, dan inovasi ke dalam proses politik. Hal ini partisipasi politik anak muda dapat meningkat untuk memperkuat demokrasi dan memastikan bahwa kebijakan publik mencerminkan kebutuhan dan aspirasi semua lapisan masyarakat. Partisipasi politik anak muda di Indonesia dapat mencakup berbagai hal, seperti berpartisipasi dalam kegiatan politik, menjadi aktif dalam gerakan sosial, dan berpartisipasi dalam kegiatan politik.

Namun, dampak atau pengaruh media terhadap partisipasi politik generasi muda dapat dilihat dari berbagai aspek, baik positif maupun negatif, dari keterlibatan mereka dalam proses politik melalui media. 

 

Berikut contoh dampak atau pengaruh media terhadap partisipasi politik generasi muda.

Pengaruh Positif Media Terhadap Partisipasi Politik Generasi Muda

1. Akses Informasi yang Lebih Luas dan Cepat

Media terutama media digital dapat memberikan akses cepat dan luas terhadap informasi politik. dimana anak-anak muda dengan mudah mengakses berita terkini, diskusi politik, dan analisis dari berbagai sumber. Contohnya, situs web seperti Twitter dan Instagram sering digunakan untuk berbagi informasi tentang pemilihan umum, undang-undang pemerintah, dan masalah sosial yang dapat memengaruhi minat pemuda dalam politik.

2. Kesadaran dan kepedulian yang meningkat terhadap masalah sosial dan politik dapat ditingkatkan melalui kampanye media sosial dan viralitas masalah politik. Adapun contoh peningkatan kesadaran dan kepedulian adalah gerakan-gerakan seperti, Black Lives Matter dan Friday for Future.

Gerakan-gerakan ini menunjukkan bagaimana media sosial dapat menginspirasi generasi muda di seluruh dunia untuk melakukan protes dan mengambil tindakan kolektif.

3. Sebagai platform untuk berekspresi dan berdiskusi

Media sosial menyediakan platform bagi generasi muda untuk mengekspresikan pendapat politik mereka dengan berdiskusi dan berbagi ide dengan orang lain. Pendapat mereka dapat diungkapkan dan diperdebatkan melalui grup Facebook, forum Reddit, dan hastag Twitter, sehingga memungkinkan terjadinya debat dan diskusi politik yang interaktif dan inklusif.

4. Pengaruh selebriti dan influencer Penting untuk dicatat bahwa kehadiran selebriti dan influencer yang mendiskusikan isu-isu politik di media sosial dapat memotivasi generasi muda untuk lebih terlibat. Misalnya, influencer seperti Greta Thunberg telah menginspirasi jutaan anak muda untuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim.

 

Pengaruh Negatif Media terhadap Partisipasi Politik Generasi Muda

Selain pengaruh positif media terhadap partisipasi politik generasi muda, terdapat juga pengaruh negatif sebagai berikut.

1. Menyebarkan Informasi yang Menyesatkan

Penting untuk diketahui bahwa generasi muda saat ini sering kali menerima informasi tentang berita yang tidak akurat dan palsu. Saat mendapat kabar tersebut, mereka langsung percaya dan langsung menyebarkan informasi tersebut di media sosial tanpa menyelidiki lebih lanjut apakah berita tersebut benar atau palsu. Hal ini dapat menyebabkan kebingungan dan kesalahan informasi. Misalnya saja menjelang pemilu 2024, banyaknya berita palsu pemilu yang marak saat ini bisa menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap proses politik.

2. Polarisasi Algoritma dan Ekstremisme

Media sosial sering kali memperkuat pandangan yang dapat memperburuk polarisasi politik. Misalnya, generasi muda mungkin hanya dihadapkan pada sudut pandang yang mereka yakini sejalan dengan sudut pandang mereka, sehingga dapat memperdalam perpecahan politik dan mengurangi dialog antar perbedaan.

Oleh karena itu penulis melihat bahwa media mempunyai dampak yang signifikan terhadap partisipasi politik generasi muda dengan meningkatkan akses terhadap informasi dan kesadaran, serta meningkatkan risiko penyebaran informasi yang salah dan polarisasi. Untuk memaksimalkan dampak positif penting bagi generasi muda untuk mengembangkan literasi media yang kritis, memverifikasi informasi, dan tetap terbuka terhadap perspektif yang berbeda.

Oleh karena itu sebagai generasi muda, kita harus mengikuti tren politik melalui media sosial yang lebih banyak memberikan informasi terkini dibandingkan surat kabar. Kita sebagai generasi muda harus menyadari bahwa politik bukan sekedar soal kekuasaan, tapi juga tentang menumbuhkan misi bagi kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Dengan melibatkan generasi muda, mereka akan lebih semangat menyambut pemimpin baru. Politik dan demokrasi yang baik bergantung pada generasi muda, generasi bangsa yang jaya.

 

 

 

Penulia: Rahmawati

Mahasiswi Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

 

Share

Ads