OKUT, GLOBALPLANET - Ketua Lembaga Pembina Adat OKU Timur H Leo Budi Rachmadi, SE, pada Sabtu (12/12/2020), mengatakan, Jempana biasanya dipergunakan pada acara adat di antaranya, resepsi pernikahan, syukuran Khitanan dan menyambut tamu kehormatan maupun tamu agung.
“Di era 1990 an ke bawah, tradisi arak-arakan memakai Jempana ini sering dipakai khususnya di Tiyuh maupun dusun/ Kampung di Ibu Marga di Jazirah Komering, khususnya bagi Mereka yang berasal dari Guguk Kepala Marga (Pesirah dan Pengiran) atau Guguk orang mampu secara ekonomi di Tiyuh,” katanya.
Leo, menambahkan, dalam memakai Jempana dahulu para penunggangya ada delapan orang yang berasal dari keluarga inti, yakni anak dan umpu Milogh, Laki-laki yang berasal dari anak mantu dan cucu dari keturunan anak perempuan. Jika Keluarga dari Pihak Ibunya kakak maupun adik kandung Ibunya (Pak Pangkal maupun Kelama), hal ini merupakan penghormatan dan pengabdian anak dan cucu dari anak perempuan kepada Keluarga pangkalannya, karena hal ini prinsip. Dengan keyakinan mereka tidak pernah melihat matahari jika tidak ada keluarga yang melahirkan Ibunda Tercinta (Nua Pangkalan)
Jempana di Jazirah Komering yang masih ada sekarang berupa Berada di Rumah Budaya Suttan Puting Marga di Desa Pulau Negara, Kecamatan BP Peliung OKU Timur milik Bapak H Leo Budi Rachmadi Bin H Syahrin Nasir adok Batin Temunggung dan di kelompok kesenian tradisional Komering Jati Keramat Desa Negeri Ratu Kecamatan Bunga Mayang OKU Timur Pimpinan Abdullah Aguscik Adok Mangku Ratu,katanya.
"Sudah menjadi kewajiban kita melestarikan dan menjaga adat istiadat kita,"ungkap Leo.