PALEMBANG, GLOBALPLANET - Menanggapi hal tersebut Ketua IDI Palembang, Dr. dr. Zulkhair Ali, SpPD, KGH, FINASIM mengutarakan rasa prihatinnya karena semakin lama, tenaga kesehatan dan dokter yang meninggal akibat Covid-19 terus bertambah. Kendati kedua dokter asal Palembang ini meninggal ketika tidak sedang bertugas.
"Pada awal Covid-19 masuk ke Palembang, dr Umar Said, salah satu dokter senior yang meninggal beliau memang ada sakit stroke dan lama tidak membuka praktek, kemudian pada saat akhir-akhir almarhum tertular covid-19. Kemudian, dr Khairul Saleh yang juga meninggal dunia, pada awalnya memang sudah mengalami sakit dan dirawat di RS Siloam, namun saat di swab, ternyata juga tertular Covid-19," ungkap dia via telepon, Senin (31/8/2020).
Untuk itu, kini sesuai SOP IDI mewajibkan anggotanya untuk menjaga diri dengan menggunakan APD yang standar. Serta tidak boleh kelelahan maka dari itu jam kerja praktek dibatasi.
Selain itu, salah satu ketetapan dari IDI adalah melarang sementara dokter senior yang usianya diatas 60 tahun membuka praktek secara tatap muka, karena mengkhawatirkan kondisi kesehatannya.
"Untuk dokter usia diatas 60 tahun kalau dia masih buka praktek, kami cek dulu kesehatannya. Kemudian diminta untuk tidak membuka praktek secara tatap muka, kalaupun masih mau buka kami sarankan prakteknya lewat daring saja. Sementara untuk dokter yang kerjasama dengan Rumah Sakit jam kerjanya harus dibatasi," jelasnya.
Rekan-rekan sejawatnya mengaku, ikut trauma dengan peristiwa meninggalnya dokter anggota IDI akibat tertular Covid-19. Ia mengimbau masyarakat untuk mengheningkan cipta untuk mendoakan para dokter.
"Kami cukup trauma bukan karena 2 dokter di Palembang saja, tapi yang 100 dokter di Provinsi lain yang disana pun bekerja sama seperti rekan-rekan di Palembang bisa terpapar. Tanpa disadari ini membuat trauma para nakes dan dokter yang bertugas. Tapi ini jadi motivasi diri agar dapat menjaga kesehatan diri lebih baik," pungkasnya.