PALEMBANG, GLOBALPLANET. - Ahli Mikrobiologi Sumsel sekaligus Direktur RS Pusri, Prof Dr dr Yuwono M Biomed mengatakan, perbedaan efikasi terjadi sebab perbedaan ras antara Indonesia dengan negara lain. "Latar belakang ras atau suku secara genetik, contohnya di Amerika bisa ribuan orang meninggal karena flu biasa setiap tahun, sedangkan di Indonesia, flu, batuk atau pilek sudah biasa. Jadi dari sini sudah bisa kita lihat, ini karena faktor fisik setiap ras," jelas Prof Yuwono, Rabu (13/1/2021).
Kedua, pengaruh desain penelitian, Brazil dan Turki mengikuti uji klinik fase 3 lebih dari 10 ribu orang, Indonesia hanya 1.600 orang, dan sampai saat ini belum tuntas, hingga keluarnya izin EUA. "Hal ini sesuai dengan aturan WHO, 3 bulan pertama hasil baru dikeluarkan EUA, nanti setelah 6 bulan data keseluruhan baru selesai," ujarnya.
Ketiga, kemungkinan vaksin Sinovac yang dibuat di Indonesia dengan Brazil dan Turki berbeda variannya, sehingga menyebabkan efikasi di Indonesi berbeda. Arti dari efikasi adalah kemanjuran, yang mana penghitungannya dengan membandingkan berapa persen orang yang disuntik vaksin dengan orang yang tidak disuntik vaksin, berapa orang yang terinfeksi.
Vaksin Sinovac dengan efikasi atau kemanjuran 65,3 persen dalam uji klinik berarti terjadi penurunan 65,3 persen kasus penyakit pada kelompok yang divaksinasi, dibandingkan dengan kelompok yang tidak divaksinasi (atau plasebo). "Efikasinya 65,3 persen menunjukkan bahwa orang yang disuntik vaksin akan masih terkena Covid-19 kemungkinannya 34,7 persen. sama seperti di Brazil 78 persen kemungkinan orang yang sudah disuntik Sinovac disana 22 persen masih bisa terinfeksi," jelasnya.
Menurutnya, dengan efikasi tersebut masih besar kemungkinan orang-orang Indonesia terkena Covid-19. Maka itu ia mengimbau masyarakat agar jangan terlalu mengandalkan vaksin sebagai benteng pertahanan imunitas, karena3T dan 3M harus tetap dilakukan selama masa vaksinasi berlangsung. "Vaksin saja tidak cukup, jangan mengandalkan vaksin saja, Tapi 3T dan 3M jalan, serta tetap menjaga imunitas," katanya.
Hasil uji klinis Vaksin Sinovac telah diberikan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) kepada PT Bio Farma sebagai pengusung vaksin ini di Indonesia.