OKU TIMUR, GLOBALPLANET - Pemkab OKU Timur menyatakan, masalah stunting di OKU Timur mengalami penurunan, dimana prevalensi stunting (SSGI) pada 2021 21,5 dan pada 2022 turun menjadi 19,1. Demikian diungkapkan Wakil Bupati (Wabup) OKU Timur HM Adi Nugraha Purna Yudha, saat mengikuti zoom Meeting Roadshow Daring Bersama Menko PMK "Percepatan Penurunan Stunting dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem di Kabupaten/Kota se Sumatra Selatan, Selasa (28/03/2023).
Begitupun dengan angka kemiskinan ekstrem, penduduk miskin ekstrem pada 2021 sebanyak 6.809 jiwa dan pada 2022 turun menjadi 4.156 jiwa. "Ini tentu mengalami trend yang positif," kata Wabup.
Wabup menyatakan, Pemkab OKU Timur siap menjalankan apa yang telah diinstruksikan oleh Presiden Joko Widodo tentang Ketahanan Pangan, Penurunan Angka Stunting dan Penuntasan Kemiskinan Ekstrem.
Menko PMK Muhajir Effendy mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk mensinkronkan dan mengharmonisasikan program-program prioritas pemerintah yang berkaitan dengan pembangunan SDM dan Kebudayaan dalam rangka meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia.
Presentase kemiskinan ekstrem di Provinsi Sumsel 3,19% dan jumlah penduduk miskin ekstrem 279.630 jiwa. Kondisi ini sudah lebih baik. Sesuai Permendes 8/2022 prioritas dana desa adalah untuk kemiskinan ekstrem, stunting dan ketahanan pangan. Penyerapan masih sekitar 11 persen, untuk itu mohon untuk segera didorong penyerapannya.
Meminta untuk menggunakan data P3KE yang telah berada di Pemprov/Kab/Kota untuk sasaran intervensi sebagai upaya penajaman sasaran penghapusan kemiskinan ekstrem dan stunting.
Data P3KE bersifat dinamis, ia meminta pemerintah daerah untuk melakukan verifikasi dan validasi yang selanjutnya dapat dikirimkan ke Kemenko PMK.
Sementara Asisten I Pemprov Sumsel Edward Chandra mengatakan, tren prevalensi balita stunting Sumatra Selatan menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun yaitu 18,6 persen pada 2022 atau menurun sebesar 6,2 persen pada 2021.
Tren prevalensi stunting Sumsel menunjukkan penurunan terbesar di Indonesia namun capaian ini masih di bawah target Nasional 2024 sebesar 14 persen.
Tingkat kemiskinan Sumsel pada tahun 2022 menurun sebesar 0,84 persen namun angka kemiskinan ekstrem mengalami kenaikan pada 2022 sebesar 0,05 persen.