loader

Kodam II Sriwijaya Bawa Dapur Masuk Sekolah, Herman Deru Optimistis Stunting Turun Menjadi 14%

Foto

PALEMBANG, GLOBALPLANET - Gubernur Sumsel Herman Deru optimistis angka stunting di Sumsel yang sudah turun signifikan menjadi 18,6 % dapat diturunkan lagi sesuai target nasional menjadi 14% tahun ini. 

Pernyataan itu diungkapkannya saat menghadiri Launching Program Unggulan Kodam II/Sriwijaya "Dapur Masuk Sekolah" Tahun 2023 di SDN Negeri 14 Palembang di Kawasan Tanjung Barangan, Jumat (22/9) pagi. 

Menurutnya inisiatif Kodam II Sriwijaya mengadakan program Dapur Masuk Sekolah ini sangat positif karena akan membantu upaya Sumsel mencapai target penurunan stunting yang ditetapkan Presiden sebesar 14%. 

"Tahun lalu kita berhasil menurunkan stunting dari 24,8% menjadi 18,6% atau turun 6,2%. Dengan bantuan program dari Kodam ini kita makin optimis angka stunting bisa diturunkan dari 18,6 % menjadi 14% atau sebesar 4,4%," jelasnya. 

Meski periode pertamanya sebagai Gubernur segera berakhir, namun Ia yakin dengan kekompakan Forkopimda dan seluruh instansi terkait, penurunan angka stunting di Sumsel menjadi 14% bisa terwujud. 

Lebih jauh dijelaskan bahwa penyebab stunting bukan hanya karena seseorang kekurangan protein. Namun juga harus mulai dideteksi pada calon pengantin dan juga calon ibu hamil. 

Iapun mengapresiasi program cerdas dan brilian yang dilakukan Kodam II Sriwijaya, karena menurutnya saat ini stunting sudah menjadi musuh negara-negara di dunia. 

"Kita ketahui terapi untuk menangani stunting harus dilakukan dari hulu ke hilir. Jadi ini sangat kita apresiasi sekali. Kegiatan ini sangat tepat dan bisa menjadi contoh daerah lain agar tidak salah terapi" katanya. 

Dalam kesempatan itu Ia juga memastikan bahwa Pemprov akan memback up program-program serupa dengan bantuan yang dimiliki seperti Nakes, Dinsos dan Dinkes. 

Sementara Aster KSAD Mayjen TNI Daniel Chardin secara virtual mengungkapkan apresiasi pada Pangdam II Sriwijaya beserta jajaram serta semua pihak yang mendukung program pemerintah berkaitan dengan penanganan masalah gizi buruk dan stunting di Indonesia. 

Kekurangan gizi bagi anak merupakan sesuatu yang berbahaya karena dapat berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Anak tidak akan tumbuh tinggi sesuai usianya jika kurang gizi bahkan bisa mempengaruhi perkembangan motorik hingga fungsi intelektual anak. 

"Semoga kegiatan launching ini lancar dan tepat sasaran serta dapat membantu pemenuhan gizi masyarakat sehingga ercipta generasi yang berkualitas," katanya. 

Share

Ads