LAHAT, GLOBALPLANET - Dosen Prodi D III Keperawatan Politeknik Kesehatan (Poltekes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Palembang Kampus Lahat melaksanakan kegiatan Tri Darma Perguruan Tinggi, yakni edukasi kesehatan tentang gejala dini stroke kepada masyarakat.
Kepala Program Studi Keperawatan Kampus Lahat Poltekkes Kemenkes Palembang, H. A. Gani, S.Pd, SKM, S.Kep, M.Kes melalui Dosen Pengabdi, Kamesyworo.S.ST.MM mengatakan, Kegiatan Tri Darma Perguruan Tinggi pada Prodi D III Keperawatan Kampus Lahat kali ini memberikan peningkatan pengetahuan kepada masyarakat Kabupaten Lahat, tepatnya di Kelurahan Sari Bungamas, Kecamatan Lahat mengenai gejaka dini stroke.
"Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang metode FAST, sebagai upaya deteksi dini stroke di lingkup pre hospital, terutama di lingkup keluarga. Metode kegiatan yang ditempuh meliputi pre test, ceramah, demontrasi, pemberian leaflet, dan post test," katanya, Senin (11/12/2023).
Kegiatan edukasi kesehatan ini dilakukan oleh kelompok Dosen. Dosen Pengabdi yakni, Kamesyworo, S.ST, MM dan Eka Haryanti, S.Pd, M.Kes, kegiatan dilaksanakan pada 13-14 Juli 2023, dilanjutkan dengan evaluasi kegiatan sebanyak tiga kali pada,14-15 Agustus 2023, 14-15 September 2023 dan 16-17 Oktober 2023.
Kameseyworo menjelaskan, materi edukasi yang disampaikan mengenai stroke, yang merupakan penyakit degeneratif yang banyak terjadi pada lansia. Akibat dari stroke kualitas hidup lansia menjadi rendah, lansia yang mengalami stroke akan menghadapi ketergantungan dalam berbagai aktivitas hidup.
"Pentingnya edukasi ini, karena ada efek fatal dan permanen yang bisa terjadi akibat serangan stroke, namun dapat dihindari jika seseorang yang terkena stroke mendapat pelayanan medis cepat dan tepat dalam 3-5 jam. Biasanya golden period ini membuat penyakit stroke cepat diatasi dan prognosis menjadi lebih baik," jelasnya.
Kegiatan dihadiri kader dan masyarakat Kelurahan Sari Bunga Mas berjumlah 24 orang. Dari analisa data didapatkan hasil, sebelum intervensi dilaksanakan terdapat 12,5 persen orang yang berpengetahuan baik, dan setelah dilaksannakan intervensi didapat peningkatan 79,2 persen orang yang berpengetahuan baik, selebihnya cukup.