KEMATIAN - KEMATIAN Ibu adalah komplikasi yang terjadi selama masa perinatal. Penyebab terbanyak AKI di Kota Palembang adalah hipertensi dalam kehamilan dan perdarahan. Hal ini disebabkan masih sedikit ibu yang memperoleh bantuan sesuai dengan kebutuhannya.
Hal ini terungkap dalam Kegiatan launching Program Pengembangan Desa Sehat Pengabdian Kepada Masyarakat dengan Tema “Gerakan Sayang Ibu (GSI) dengan Pendekatan Kearifan Budaya Lokal” Kecamatan Ilir Barat II Palembang pada 10 Agustus 2023.
Launching kegiatan dirangkaikan dengan pelatihan dan pendampingan “Persiapan persalinan dan Holistic Breastfeeding” oleh Dr, Hanung Prasetya,S.Kp.,S.Psi.. M.Si (Psi) dan “Pelatihan pembuatan pangan lokal sebagai intervensi gizi ibu perinatal dan menyusui” oleh Dr. Gusnedi, STP, MPH.
Ketua Pelaksana, Dr Rosnani M.Kep, Sp.Mat mengatakan, Angka Kematian Ibu (AKI) di Kota Palembang mengalami peningkatan pada tahun 2020 dibandingkan dengan tahun 2019.
Penyebab kematian ibu adalah komplikasi yang terjadi selama masa perinatal. Penyebab terbanyak AKI di kota Palembang adalah hipertensi dalam kehamilan dan perdarahan yang disebabkan masih sedikit ibu yang memperoleh bantuan sesuai dengan kebutuhannya.
Sebagian besar ibu tidak dapat mengenali risiko yang terjadi selama periode reproduksi mereka. Salah satu faktor yang menyebabkan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu menjadi rendah adalah praktik budaya. Karena itu diperlukan upaya gerakan masyarakat bekerjasama dengan pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan melalui kegiatan Gerakan Sayang Ibu (GSI).
GSI meliputi meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kepedulian dalam upaya interaktif dan sinergis yang berfokus pada kesehatan ibu dan anak. GSI yang dilakukan dengan pendekatan budaya lokal dengan memaksimalkan sumber daya yang ada di masyarakat.
Sumber daya tersebut meliputi budaya perawatan, bahan pangan lokal untuk gizi ibu, dan rempah-rempah yang biasa digunakan untuk kesehatan ibu perinatal dan menyusui.
GSI ini merupakan Program Pengembangan Desa Sehat (PPDS) dengan mengacu kepada PUIPK Poltekkes Kemenkes Palembang yaitu kesehatan tradisional komplementer.
Adapun kegiatan utama PPDS ini mengaplikasikan hasil penelitian inovasi Ipteks perawatan ibu dengan menggunakan PBM NIR. Kemudian dilengkapi dengan perawatan kesehatan ibu secara holistik di antaranya hypnoterapi pada ibu yang mengalami morning sickness, hypnobirthting dan hypnoterapi bagi ibu yang menyusui.
Pelaksanaan GSI ini diharapkan berkelanjutan, sehingga dibentuklah Women Normal using Adaptation Near Infrared in House (Women-NANI House) yaitu tempat ibu perinatal dan menyusui mendapatkan pelayanan perawatan menggunakan infrared, pendampingan dan sharing pengalaman.
Tujuan umum kegiatan ini memberdayakan masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan ibu periode perinatal (antenatal, intranatal, postnatal) dan menyusui melalui pendekatan kearifan budaya lokal. Luaran PPDS ini yaitu terwujudnya kemandirian masyarakat untuk mengatasi permaslahan kesehatan yang ada di lingkungannya; berdirinya organisasi Gerakan sayang Ibu; dan terbentuknya Women-Nani House.
Kegiatan ini dihadiri pejabat dari instansi terkait di lingkungan Pemkot Palembang, BKKBN, kader di lingkungan kelurahan, dan RS Mohammad Hoesin.
Kegiatan ini menjadi sarana untuk memaksimalkan upaya kerja sama lintas sektor dari dinas kesehatan, dinas kebudayaan dan pemerintah daerah dalam mengatasi masalah kesehatan ibu periode perinatal dan menyusui untuk mencegah kematian ibu dengan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
Manfaat lain yang tidak kalah pentingnya adalah sebagai upaya menghimpun, memanfaatkan dan melestarikan budaya dan sumber daya lokal untuk mengurangi kesakitan dan mencegah kematian ibu.
Kegiatan ini memiliki manfaat luas untuk Masyarakat, Pemerintah, dan industri. Oleh karena itu beliau mengucapkan terima kasih kepada Pemerintahan kota Palembang, khususnya Jajaran Kecamatan Ilir Barat II Kota Palembang, Kelurahan 30 Ilir, dan pihak lain yang terlibat.
Dengan dukungan yang diberikan dari semua pihak kegiatan pengabdian kepada Masyarakat Program PPDS Tema “Gerakan Sayang Ibu dengan Pendekatan Kearifan Budaya Lokal” dapat berlangsung dengan baik. Kedepannya kami berharap kegiatan pengabdian kepada Masyarakat Program PPDS Tema “Gerakan Sayang Ibu dengan Pendekatan Kearifan Budaya Lokal” berkelanjutan dan dapat direplikasi di beberapa wilayah lainnya di Kota Palembang bahkan di Propinsi Sumatera Selatan.
Lurah 30 Ilir, Syafran menyampaikan bahwa melalui kegiatan Gerakan Sayang Ibu (GSI) dengan Pendekatan Kearifan Budaya Lokal” di Kelurahan 30 Ilir Kecamatan Ilir Barat II Kota Palembang banyak memberikan manfaat khususnya untuk kesehatan dan kesejahteraan wanita usia reproduksi.
Beliau juga mengucapkan selamat atas keberhasilannya dalam melaksanakan kegiatan kegiatan pengabdian kepada Masyarakat Program PPDS Tema “Gerakan Sayang Ibu dengan Pendekatan Kearifan Budaya Lokal” yang diketuai oleh Dr. Rosnani, M.Kep, Sp.Mat, Devi Mediarti, S.Pd, S.Kep, Ns, M.Kes, Dr. Ocktariyana, SST, M.Kes, dan Dewi Marlina, SF, Apt, M.Kes. Dr. Gusnedi, STP, MPH dari Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang yaitu, dan Dr. Hanung Prasetya, A.Md.Akp, S.Kp., S.Psi., M.Si(Psi) dosen Politeknik Kesehatan Kemenkes Surakarta. Serta para mahasiswa dari Jurusan Keperawatan, Kebidanan, dan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang.
Dr. Rosnani, M.Kep, Sp.Mat
Devi Mediarti, S.Pd, S.Kep, Ns, M.Kes
Dr. Ocktariyana, SST, M.Kes
Dewi Marlina, SF, Apt, M.Kes.
Dr. Gusnedi, STP, MPH.
Sukarjo., S. Sos., M. Kes
Dr, Hanung Prasetya,A.Md.Akp,S.Kp.,S.Psi.,M.Si (Psi).