PALEMBANG, GLOBALPLANET - "Mereka ini nelayan, ayah dengan anaknya. Selesai memasang jaring, korban cuci kaki dari atas perahu," terang Direktur Polairud Polda Sumsel, Kombes YS Widodo, Kamis (4/6/2020).
Saat mencuci kaki, korban disambar buaya muara. Ayah korban yang melihat langsung memberikan pertolongan dengan ikut turun menyelam. "Ayahnya langsung menyelam, mengejar buaya yang menarik anaknya. Karena itu muara, banyak buaya ya ayahnya ini juga diserang balik," kata Widodo.
Atas serangan itu, Asidin mengalami luka di punggung dan tangan digigit buaya. Ia pun naik ke perahu untuk menyelamatkan diri.
Sementara anaknya, Joni tenggalam dan hilang di antara air tawar dan air asin itu. Asidin yang melihat anaknya hilang kemudian meminta pertolongan warga di lokasi dan Polisi Perairan. "Ayahnya selamat, kalau anaknya ketemu malam tadi pukul 21.30 WIB. Kondisinya sudah meninggal dunia," sambung Widodo.
Meskipun begitu, Widodo mengaku tidak mudah untuk menarik mayat korban dari permukaan air. Sebab seekor buaya yang menyerang korban masih bertahan. "Buaya itu terlihat masih menggigit tubuh korban. Anggota saya sempat mendekati untuk menarik dan malah nyaris diserang. Terpaksa ditembak 2 kali baru dilepaskan," katanya.
Dalam kunjungan ke rumah duka, Widodo melihat keluarga korban sangat terpukul. Sementara ayahnya, hanya terduduk lesu mengingat kejadian yang menimpa sang anak. "Duka mendalam, kami tadi malam datang ke rumah duka menyampaikan pesan duka dari bapak Kapolda. Termasuk juga kami memberikan bantuan," tutupnya.