PALEMBANG, GLOBALPLANET - "Memberikan promosi konten industri pariwisata, kalau daerahnya siap dan sudah aman dikunjungi. Kemudian membuatkan video terkait protokol kesehatan yang ketat. Kami sudah mulai dengan PHRI dan insan kreatif untuk menampilkan pariwisata di setiap subsektor contoh di toko oleh-oleh bioskop, tempat karoke dan lokasi hiburan lainnya dan ini segera diviralkan," terang Isnaini, Kamis (18/6/2020).
Karena sejujurnya, sambung dia, yang paling sulit bukanlah membuka kembali tempat hiburan. Akan tetapi bagaimana membuat pola pikir dan pandangan masyarakat maupun wisatawan lokal atau interlokal agar tidak trauma untuk berlibur dan berekreasi. "Menghapus stigma di sektor pariwisata hiburan itu sulit. Terbukti sekarang walaupun ada tapi tidak banyak yang menginap. Padahal pendapatan pariwisata banyak disumbangkan dari tempat hiburan," katanya.
Isnaini melanjutkan, paling tidak industri hiburan harus optimistis menghadapi keadaan. Jangan karena sepi wisatawan, justru sektor pariwisata tidak memiliki ide dan inovasi baru. "Saya mengimbau silakan pariwisata menggeliat kembali dengan tanpa trauma. Walaupun pendapatan tergantung dari kedatangan wisatawan. Paling tidak kita sudah menjaga diri dengan screaning pintu masuk di bandara. Apalagi jadwal penerbangan mulai merangkak naik," pungkasnya.
Sektor pariwisata akan menjadi industri terakhir yang pulih atau kembali stabil terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, pasca wabah pandemik Covid-19 berakhir. "Selama pandemi Covid-19 terdapat perubahan perilaku masyarakat yang menarik, mereka ada kebutuhan dan pengeluaran yang utama yakni pangan, kesehatan, renovasi rumah, sekolah. Setelah semua itu terpenuhi baru setelah itu memikirkan rekreasi," tandasnya.
Pariwisata merupakan segmen paling terdampak, akibat banyak larangan-larangan dari pemerintah yang terkena langsung. Apalagi rata-rata kebijakan banyak kegiatan yang berhubungan dengan sektor pariwisata tidak boleh dilakukan. "Makanya kita kolaps (menyusut). Sektor ini bakal paling terakhir bangkit, karena masyarakat juga lebih mementingkan kebutuhan sehari-hari dibandingkan memilih kreasi," tutupnya.