PALEMBANG, GLOBALPLANET - Ketua Yayasan Masjid SMB Jayo Wikramo, Kgs Ahmad Sarnubi menerangkan, Shalat Ied Idul Adha tetap dilakukan seperti selayaknya Ibadah shalat. Hanya saja untuk menghindarkan penularan Covid-19 yang diakibatkan kerumunan, pihaknya akan membatasi jumlah jamaah yang masuk untuk melaksanakan shalat.
"Biasanya setiap tahun Shalat Ied di Masjid ini dihadiri 20 ribu jamaah yang tumpah sampai menutupi jalan dan Jembatan Ampera. Akan tetapi tahun ini tidak bisa, dan kemungkinan kami akan melakukan shalat ied membatasi jamaah dengan menggunakan ruangan yang ada seperti Shalat Jumat, tidak sampai keluar," terang Sarnubi, Minggu (26/7/2020).
Keputusan mengenai teknis pelaksanaan shalat Ied ini akan dilanjutkan pada rapat hari ini di Kantor Wali kota Palembang.
"Kalau sudah banyak kerumunan, sudah sulit kita menghindarkan kontak antar individu. Nah ini yang belum selesai kami bahas dalam rapat di Kantor wali kota, kalau tak ada perubahan kami tetap melaksanakan Shalat Ied dengan menggunakan ruangan yang ada dengan memerhatikan protokol kesehatan," jelasnya.
Sementara untuk pemotongan hewan kurban, pihaknya tidak akan melakukan pemotongan pada siang hari atau usai shalat Ied. Melainkan akan dilaksanakan pada keesokan harinya pada waktu malam hari hingga menjelang Subuh.
"Pemotongan dilakukan pada saat usai Subuh supaya tidak ada orang yang menonton. Jadi hanya ada petugas kami saja, ketika selesai daging dibungkus dan akan dibagikan pagi atau siang hari," ungkap dia.
Dari pengakuannya, karena kondisi pandemi saat ini Yayasan Masjid baru menerima 2 ekor kurban yakni kambing dari masyarakat.
Bahkan Yayasan Masjid pun tidak menyediakan kupon daging kurban. Teknisnya, pihak Yayasan akan memanggil setiap ketua RT untuk mendata warganya yang berhak mendapatkan daging. "Kami tahun ini tidak pakai kupon jadi daging kurban dibagikan langsung ke rumah-rumah warga melalui ketua RT-nya yang mendata," tutupnya.