PALEMBANG, GLOBALPLANET - Tak hanya mahasiswa, aksi ini juga diikuti para petani. Sambil meneriakkan yel-yel massa bergerak masuk memadati halaman gedung DPRD Sumsel yang dijaga ketat aparat kepolisan. "Maju terus kawan-kawan," teriak salah seorang peserta aksi. Sementara itu aparat kepolisan dengan peralatan lengkap mengamankan jalannya aksi menolak pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja ini.
Koordinator aksi forum buruh aktivis mahasiswa Sumatera Selatan (FBAMSS), Febri Zulian mengatakan ribuan massa rencananya akan menduduki gedung DPRD Kota Palembang sebagai simbol perlawanan menolak disahkannya Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja oleh DPR RI. "Hari ini kami akan menduduki gedung DPRD sebagai simbol perlawanan atas ketidak adilan. Mau ada yang menanggapi atau tidak, intinya kami tidak sepakat dengan adanya pengesahan Omnibus law," ujarnya.
"Tujuan aksi ini hanya satu yakni mendesak Presiden Joko Widodo agar segera membuat Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) untuk membatalkan Omnibus Law. Jadi bukan menemui anggota dewan yang kami inginkan. Karena sejauh ini hanya janji-janji saja yang kami terima. Tapi apa buktinya, tidak ada. Bahkan suara-suara masyarakat seperti tidak didengar. Omnibus law masih saja disahkan. Jadi percuma untuk menemui anggota dewan," ujarnya.
Meski begitu, Febri berujar bahwa aksi hari ini akan digelar secara damai tanpa adanya niatan untuk terjadi kericuhan. "Mau nantinya tidak akan dipersilahkan masuk, kami akan tetap akan masuk (ke gedung DPRD) karena aksi kami ini damai. Sebagai bentuk perlawanan rakyat jadi jangan di larang-larang. Itu adalah gedung rakyat," ujarnya.
Terkait adanya beberapa pemuda yang diamankan karena diduga hendak menyusup dalam aksi ini, Febri menegaskan bahwa pemuda tersebut bukanlah bagian dari mereka. "Silahkan saja, kalau memang ada penyusup yang mau berbuat onar. Silahkan aparat tangkap saja mereka," ujarnya.