MEDAN, GLOBALPLANET - Alumni Pesantren Nurul Hakim Tembung ini melihat isu agama dipakai oleh salah satu pasangan calon (Paslon) sebagai bukti adanya jualan isu agama sekaligus praktek hasut-menghasut demi syahwat kekuasaan.
Kata Samsir, hal ini adalah perilaku tidak terpuji. "Perilaku segelintir oknum yang terindikasi menghasut ulama dengan masyarakat di Pilkada Medan, menunjukkan penerapan politik identitas yang terkesan menjadi unsur utama dalam kontestasi politik. Secara nyata itu sebuah ancaman bagi negara," ujar Samsir kepada media di Medan, Rabu (2/12/2020).
Ia melihat bada pola memecah-belah umat dalam penggunaan isu agama di pilkada Medan. Ia tidak menyebutkan paslon ynag menggunakan isu agama.
"Tetapi saya sangat menyayangkan ada oknum yang haus syahwat politik dan secara sadar juga memecah-belah umat yang se-agama. Miris rasanya, memecah-belah umat sudah tak laku lagi. Sekarang ini zamannya kolaborasi. Warga kota Medan juga sudah tak mempan dihasut dengan yang begitu," tegas Samsir.