PALEMBANG, GLOBALPLANET.news - Kasi Pencegahan dan Pegendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Kota Palembang, Yudhi Setiawan, mengatakan, hingga 27 November 2020 kasus DBD di Kota Palembang tercatat sebanyak 418 kasus. Terbanyak ada di Kecamatan Sukarami dan paling sedikit di Kecamatan Bukit Kecil.
Penyakit DBD itu, kata dia, didominasi anak-anak hingga remaja usia 5 tahun- 14 tahun yakni 201 kasus. Jumlah ini lebih sedikit jika dibandingkan tahun 2019.
"Biasanya tembus 700 kasus ketika masuk akhir tahun, tapi ternyata tahun ini ada penurunan. Meski begitu masyarakat harus waspada karena DBD menyerang ketika musim hujan, artinya Januari 2021 mendatang adalah puncaknya," ungkap Yudhi, Kamis (3/12/2020).
Menurut Yudhi, penyebab kemungkinan turunnya kasus DBD adalah masyarakat yang masih takut untuk memeriksakan diri baik ke Puskesmas maupun Rumah Sakit. Prediksinya kasus DBD benar-benar berkurang di tahun ini.
"DBD ini bisa dibilang penyakit musiman, masyarakat kalau menurut mereka pemeriksaan tidak terlalu mendesak akan menangani dengan caranya sendiri. Kecuali, jika sudah parah baru ke Rumah Sakit, " kata dia.
Dinas Kesehatan akan mengambil langkah penyelidikan epidemiolog dengan melakukan fogging di lingkungan masyarakat ketika mendapat laporan ada warga terserang DBD dan dirawat di Rumah Sakit.
"Wilayah yang dimana warga berasal kami lakukan fogging untuk membunuh nyamuk, kemudian mencari tahu apakah warga lainnya di sekitar juga terserang DBD. Di samping itu masyarakat harus memberantas tempat pembiakan nyamuk," jelasnya.
Ia mengimbau masyarakat jika ada yang tiba-tiba mengalami demam tinggi disertai bercak atau bintik merah di kulit segera periksa ke Rumah Sakit atau Puskesmas terutama itu diderita oleh bayi atau balita.
"Meski tahun ini tidak ada yang meninggal akibat DBD, pemeriksaan harus segera dilakukan apalagi bayi dan balita yang resiko meninggalnya tinggi. Langkah 3 M yakni menguras, mengubur, dan mendaur ulang tempat pembiakan nyamuk adalah cara untuk mencegah DBD," pungkasnya.