PALEMBANG, GLOBALPLANET.news - "Ada dua solusi pencegahan Karhutla yang disiapkan yakni solusi jangka pendek dan solusi jangka panjang," ujar Gubernur Sumsel Herman Deru.
Untuk solusi jangka pendek, kata HD, pihaknya mencoba mencarikan jalan keluar kepada pemilik lahan agar tidak melakukan kebakaran lahan, dengan mengajarkan pemanfaatan bekas tebasan rumput atau rating sebagai pupuk.
"Sedangkan jangka panjang, pihaknya akan mengupayakan tanah - tanah kosong tak berpenghuni agar bisa dikelola. Sebab biasanya tanah milik nehara ataupun koorporasi yang banyak di diamkan terjadi kebakaran," jelas dia.
"Solusi inilah yang kita lihat untuk mencegah karhutla, sebab kalau kecil saja sudah terbakar akan sulit dipadamkan. Bayangkan, BNPB untuk satu jam pemadaman memerlukan uang Rp200 juta," sambung dia.
Selain solusi, Pemorov Sumsel bersama Forkompimda juga telah menyiapkan personil dan peralatan untuk menanggulangi Karhutla. Sebagai bentuk pencegahan dini yang sebeluknya suksek dilakukan 2020 lalu.
"Jika sebelumnya ada 140 desa yang rawan karhutla, maka saat ini tersisa 90 desa. Penangganan ini yang saat ini dikerjakan agar masyarakat bersama melakukan pencegahan bersama pemerintah. Kita mau keberhasilan tahun 2020 itu menjadi standar kita 2021 dan tahun mendatang," tandas dia.