MEDAN, GLOBALPLANET.news - "Sebab, dalam tempo dua tahun sudah bisa dipanen dengan kualitas buah yang baik plus rendemennya yang tinggi," kata pria asal Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung, ini kepada sejumlah media di Medan, Senin (16/3/2021).
Ia mengaku sudah menanam Springs di lahan miliknya. Walau lahan sawit yang ditanami tidak sampai 10 hektar, namun sudah bisa dipanen dalam waktu dua tahun dengan kualitas yang baik, maka tetap berpotensi memberikan keuntungan baginya.
"Sebulan dua kali panen. Bahkan pihak PKS (Pabrik Kelapa Sawit) mengagumi kinerja kecambah produksi ASD-Bakrie yang saya pakai," ujar Indra.
Ia mengaku sudah mendatangi langsung lokasi produksi benih ASD-Bakrie di Desa Subur, Kecamatan Air Joman, Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara, Minggu (14/3/2021).
Di situ Indra mendapatkan penjelasan secara terbuka terkait kecambah Themba dan Springs dari tiga peneliti ASD-Bakrie yakni Budi Nasution, H Harris, dan Hj Erwina br Nasution.
"Kecambah produksi ASD-Bakrie ini membuat saya semakin yakin kalau keputusan saya untuk menjadi petani sawit swadaya sudah sangat tepat. Saya mendorong generasi muda di Bangka Belitung untuk berani menjadi petani, termasuk menjadi petani sawit dengan menggunakan kecambah yang legal, berkualitas, dan bersertifikat resmi," tegas Indra Sanjaya.