PALEMBANG, GLOBALPLANET.news - Pelaku diamankan dikediamannya Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) oleh jajaran Satreskrim Polrestabes Palembang yang dipimpin langsung Kasat Reskrim Kompol Tri Wahyudi, Jumat (16/4/2021) sekira pukul 20.00 WIB.
Untuk proses penyelidikan pelaku saat ini sedang dimintai keterangannya oleh Satreskrim terkait dugaan penganiayaan yang dilakukannya tersebut. "Kita masih dalami dan meminta keterangan, motif atau asal mula mengapa sampai terjadi insiden di Rumah Sakit," kata Tri.
Lanjutnya, untuk saat ini yang bersangkutan masih kooperatif dan bersedia memberikan keterangan kepada polisi.
Diberitakan sebelumnya, korban CR yang merupakan perawat di RS Siloam Palembang melaporkan JT ini ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Palembang. Korban melapor lantaran dianiaya oleh JT saat berada di dalam Rumah Sakit Siloam Sriwijaya ruangan IPD 6 di kamar 6026.
Dari keterangan resmi RS Siloam Sriwijaya Palembang, penganiayaan berawal saat korban melepas infus anak pelaku. Lantaran sang anak tidak bisa diam, mengakibatkan plaster terlepas dan tangan balita tersebut mengeluarkan darah.
"Pelepasan infus sudah sesuai SOP yang ada. Namun karena usia anak yang dirawat masih 2 tahun dan gerakannya terlalu lincah, sehingga plaster terlepas dan mengeluarkan darah. Alhasil, perawat langsung mengganti dengan perban yang baru hingga darah pasien tidak keluar lagi," ungkap Direktur Keperawatan Rumah Sakit Siloam Sriwijaya, Tata, ketika dikonfirmasi, Jumat (16/4/2021).
Selanjutnya, Kepala Ruangan RS Siloam Sriwijaya mendatangi ibu pasien dan meminta maaf atas kejadian yang sempat terjadi. "Itu ayah pasien belum datang karena posisinya lagi di Kayu Agung, masalah sudah dianggap selesai karena Kepala Ruangan kami mendatangi ibu pasien," katanya.
Tata menerangkan, barulah saat ayah dari pasien datang sebelumnya sang istri menceritakan kronologi yang demikian, lalu ia (orang tua pasien) memanggil sang perawat yang ditemani Kepala Ruangan dan seorang Manager. Korban langsung ditanya 'bagaimana cara dia melepaskan infus'.
Belum sempat menjawab, di saat yang bersamaan ayah pasien menampar keras perawat hingga terjatuh. Dua orang yang menemani perawat sontak langsung membantunya berdiri dan berusaha melindungi, akan tetapi ayah pasien tetap berusaha melalukan tindak kekerasan disertai menarik rambut perawat.
"Kami sangat menyesali perbuatan yang dilakukan oleh keluarga pasien, padahal kami sudah merawat anaknya dengan baik. Ketika darah keluar dari tangan pasien langsung kami ganti dengan perban baru sampai darahnya tidak keluar," bebernya.