PALEMBANG, GLOBALPLANET.news - Dalam sambutannya Gubernur Herman Deru mengaku bangga Sumsel sudah mampu membuat inovasi baru untuk melakukan deteksi dini akan potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Dimana SONGKET merupakan aplikasi pertama yang mengaplikasikan jarak dan rute terdekat menuju titik panas atau titik api berikut dukungan sumber daya air dan Posko terdekat di Indonesia. Aplikasi SONGKET ini digagas oleh Pemprov Sumsel, Polda Sumsel, WRI Indonesia dan Forum DAS Sumsel.
"Nama aplikasi SONGKET sengaja dibuat dengan menggunakan kearifan lokal Sumsel, untuk pencegahan sejak dini potensi Karhutla. Masyarakat juga bisa menjadi pelapor yang langsung dapat diterima oleh petugas yang ada di command center lengkap dengan live titik koordinat dan titik akses menuju lokasi. Dan lebih canggih, karena ada 11 menu unggulan yang menjadi perbedaan dari aplikasi yang pernah ada," ujarnya.
Herman Deru juga mengatakan aplikasi SONGKET didukung oleh Server yang diberikan oleh World Resources Institute (WRI) Indonesia kepada Pemprov Sumsel dan Aplikasi SONGKET ini sudah integrasikan dengan kamera pengintai (asap digital) bekerjasama dengan Telkom untuk dipasang pada tower BTS Telkom di Sumsel.
Dia juga berharap ke depan aplikasi SONGKET ini akan menjadi trend center bagi daerah lain yang daerahnya rawan terjadi karhutla, Sumsel menjadi penggagas aplikasi pertama yang di Indonesia.
“Mudah-mudahan aplikasi ini menjadi trend center untuk provinsi lain, ini aplikasi baru satu-satunya di Indonesia. bahkan ketika ada report dari masyarakat di lapangan si operator langsung mengetahui jarak dan rute terdekat untuk akses ini,berikut lokasi sumber air dan posko terdekat” katanya.
Sementara itu Kapolda Sumsel, Irjen Pol Prof Dr Eko Indra Heri melalui Direskrimsus Polda Sumsel, Kombes Pol Anton Setiyawan dalam paparannya mengungkapkan, setidaknya ada 11 menu unggulan pada Aplikasi SONGKET. Antara lain informasi jarak terdekat ketika ada terdeteksi titik api, termasuk data eksternal berupa peta data perkebunan milik perusahaan maupun perorangan, kamera pengintai (asap digital), batas kawasan.
“Termasuk masyarakat bisa memberikan informasi kepada kita, ini kita menggunakan satelit, menggunakan juga kamera pengintai (asap digital) yang bisa zoom sampai dengan jarak 4 Kilometer. Keakurannya bisa 95 persen, ditambah lagi masyarakat yang melaporkan cakupannya lebih luas," tambahnya.
Dilain pihak WRI Indonesia melalui Project Manager Restorasi Gambut WRI Indonesia, Almo Pradana memberikan bantuan berupa satu unit server DELL Poweredge R740, 1 unit sistem data & informasi ekosistem gambut dan 1 unit sistem data dan informasi kehutanan kepada Pemprov Sumsel sebagai dukungan untuk program tersebut.