PALEMBANG, GLOBALPLANET.news - Ketua Forum Koordinasi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Provinsi Sumatera Selatan Syafrul Yunardy, mengatakan, salah satu penanganan dini yang bisa dilakukan untuk mencegah karhutla adalah tata kelola air yang mesti terstruktur dari hulu hingga ke hilir.
"Upaya pencegahan dan pemadaman dini yang paling efektif adalah dengan cara menjaga/mengatur tata air (water level management) dan melakukan pembasahan/penggenangan, " ujar Syafrul saat menjadi pembicara webinar yang digelar Globaplanet.news, Mengupas Karhutla Dari Budaya dan Fakta, Senin (21/6/2021).
Dalam menangani karhutla, pencegahan dini dan pemadaman dini perlu menjadi prioritas utama karena lebih mudah dilakukan, lebih murah dari sisi biaya, dan lebih kecil dampak negatif yang ditimbulkannya.
"Kebakaran pada ekosistem hutan rawa gambut (seperti HRG Merang Kepayang) akan mempengaruhi 15 nilai fungsi dan manfaat (3 manfaat dan fungsi komponen, 9 fungsi jasa, dan 3 fungsi keanekaragaman).
Nilai kerugian ekonomi secara total akibat kebakaran hutan dan lahan sebesar Rp. 269 juta (atau Rp. 753 juta jika menggunakan kurs 1 US$ = Rp. 14.000) untuk setiap hektar yang terbakar, " tuturnya.
"Bahkan ini akan menimbulkan dampak meningkatnya kemiskinan masyarakat, karena harus mengatasi biaya pengobatan, kehilangan lahan garapan, dan sebagainy, " sambungnya.
Ada baiknya lahan gambut dilakukan penggenangan atau pembasahan agar lahan gambut tetap lembab dan tidak terbakar. "Strategi penggunaan air harus efektif agar mencegah api muncul kembali," ujarnya.