PALEMBANG, GLOBALPLANET.news - Peristiwa itu menimpa AN (13) siswi kelas VII SMP N 32 Palembang yang harus kehilangan Hp kesayangan akibat dijambret orang tak dikenal.
Uyet (32) ibu kandung AN tak kuasa menahan tangis atas peristiwa tersebut. Hp yang dibawa kabur pencuri adalah satu-satunya gawai bagi putri sulungnya itu untuk belajar dengan metode daring.
"Saya tidak tahu nanti gimana dia sekolah," kata Uyet dengan berurai air mata saat ditemui di kediamannya, Senin (19/7/2021).
Menyadari putrinya jadi korban jambret, ibu dua anak ini sempat berusaha mengejar pelaku. Nahas ia sampai jatuh tersungkur ke aspal hingga mengakibatkan lutut kanan kirinya terluka.
Namun Uyet tak patah semangat dan kembali bangkit untuk mengejar pelaku. Sayang, upaya itu sia-sia sebab pelaku yang berjumlah lebih dari satu orang berhasil kabur menggunakan sepeda motor dengan membawa handphone anaknya.
"Waktu itu sempat juga ada yang mau bantu saya. Tapi karena kami lihat mereka lari ke lorong yang disana banyak jalan tembusan, ya sudah. Tidak jadi dikejar, karena pasti percuma," ucapnya yang masih sesegukan menahan tangis.
Bukan tanpa alasan Uyet sangat berupaya untuk bisa mendapatkan kembali handphone jenis Redmi 9A warna biru milik anaknya yang dibawa kabur pelaku.
Hp itu adalah satu-satunya gawai milik di keluarga mereka untuk AN bisa mengikuti pelajaran yang saat ini sudah menggunakan metode daring (online). Uyet merasa tak mampu bila harus membelikan buah hatinya handphone yang baru.
Kerja serabutan yang ia jalani bahkan sangat pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan kini makin diperburuk dengan adanya pandemi.
Apalagi suaminya sudah dua tahun tidak bekerja akibat sakit diabetes dan katarak yang dialami.
"Jadi saya kerja serabutan supaya kami bisa makan, anak-anak juga bisa sekolah. Bapaknya ini sudah lama sakit, tapi yang benar-benar tidak bisa kerja sejak dua tahun lalu," kata Uyet yang kembali tak kuasa menahan tangis saat menceritakan kondisi ekonominya.
"Bila beli HP itu dari hasil tabungan. Kemarin sebelum ada corona, masih bisa nabung sedikit-sedikit. Tapi sekarang untuk makan saja sulit, apalagi mau beli HP," ujarnya yang makin terisak.
Akan tetapi, Uyet dan keluarganya mengaku takut untuk melaporkan peristiwa itu ke aparat kepolisian meski peristiwa yang terjadi terekam jelas kamera CCTV tetangganya.
Uyet mengaku tak paham bagaimana berurusan dengan hukum sehingga ia tak berani melapor.
"Saya cuma berdoa semoga ada keajaiban. Semoga rejeki kami lancar supaya bisa beli HP untuk sekolah anak saya," harapnya.