loader

Didatangi Kepala BNNP Sumsel, Bupati PALI Curhat soal Sabu Paket Hemat

Foto

PALI, GLOBALPLANET - Heri Amalindo mengatakan, Kabupaten PALI membutuhkan BNNK atau tempat rehabilitasi narkoba, karena tingginya kasus narkoba di kabupaten pemekaran dari Muara Enim ini.

"Semoga kita bisa menyusul dan dibuatkan kantor BNNK juga. Mengingat kondisi gawat narkoba di kabupaten kita ini, dan cukup dikenal karena kasus dan peredaran narkobanya," jelas Bupati PALI H Heri Amalindo.

Selain itu, dirinya juga tidak memungkiri, kampung halamannya merupakan salah satu daerah yang menjadi sarang narkoba hingga saat ini.

"Di kampung halaman saya di Desa Air Hitam,  paket murah pun tersedia, artinya dengan bermodal Rp 10.000- Rp 20.000, orang bisa menikmati sabu dengan sekali atau dua kali isapan. Bahkan, anak sekolah pun sekarang menjadi sasarannya, ini yang menjadi PR kita bersama," ungkap mantan Kadis PU Provinsi Sumsel ini.

Dengan adanya BNNK atau pun tempat rehabilitasi, diharapkan mampu menekan dan membuka kesadaran masyarakat akan bahaya narkoba.

"Kabupaten PALI berada di tengah Provinsi Sumsel, memiliki lokasi yang strategis dan akses yang mudah untuk menjangkau daerah lain. Dan kondisi ini dimanfaatkan oknum bandar atau gembong narkoba bertransaksi dan menyebar narkoba kedaerah lain," bebernya.

Sementara, Kepala BNNP Sumsel Brigjen Pol Djoko Prihadi, menjelaskan bahwa saat ini hanya ada 9 BNNK dari 17 kota/kabupaten  di Sumsel.

"Kalau sekarang ada 9 BNNK yang sudah ada di Sumsel dari 17 Kota atau Kkabupaten, dan ada tiga yang masih moratorium atau tertunda karena pandemi Covid 19, dan semoga segera terlaksana dan PALI dapat menyusul," ungkapnya didampingi Kabid Pemberantasan Kombes Pol Habi Kusno, dan Kepala BNNK Muara Enim Kompol Abdul Rahman.

Selain itu, menyikapi adanya sabu paket hemat di Kabupaten PALI, dirinya berharap semua pihak dan bahkan tingkat RT dan keluarga juga berperan aktif.

"Sumsel merupakan peringkat ke-2 setelah Sumatera Utara untuk kasus narkoba, artinya kalau ada 'paket murah' anak sekolahpun bisa membelinya. Jadi statusnya bukan darurat, bahkan di atasnya sudah kritis. Makanya penanganannya harus serius, mulai dari RT, keluarga dan pihak terkait harus bahu membahu, buat komitmen bersama untuk memerangi narkoba, sama seperti penangan Covid, semua elemen harus turut andil," pungkasnya.

Share

Ads