JAMBI, GLOBALPLANET - Awal tahun 2023 diwarnai oleh kejadian yang tidak mengenakkan di Kota Jambi. Setelah sebelumnya Jogja, Makasar hingga Aceh kini giliran Kota Jambi yang dihiasi spanduk memecah belah berupa penolakan kepada salah satu bakal calon presiden yang telah dideklarasikan oleh Partai Nasdem beberapa waktu lalu yakni Anis Baswedan.
Menanggapi hal ini, sekumpulan orang yang mengatasnamakan Aliansi Masyarakat Jambi melaporkan peristiwa tersebut dengan membawa bukti temuan di lapangan kepada Polda Jambi.
"Ada temuan di lapangan baleho atau spanduk yang disitu menempelkan salah satu figur atau tokoh dalam spanduk, lagi-lagi ini yang jadi masalah disitu diselipkan simbol-simbol aja, lagi-lagi ini menjurusnya ke agama Islam," Ungkap Arizal, salah satu tokoh pemuda Islam Jambi, Selasa, (3/1/2022) malam di Mapolda Jambi.
Arizal mengatakan, bahwa kedatangan mereka untuk ke Polda Jambi tidak ada tujuan atau muatan politis. Namun, lebih kepada melaporkan kepada pihak berwajib mengenai kondisi yang berkemungkinan dapat memecah belah kerukunan antar umat beragama di Provinsi Jambi.
"Ada foto orang menggunakan kopiah, menggunakan imamah, menggunakan Ridha, tulisan kalimat tauhid, bendera Al-liwa dan Ar-rayyan yang jadi kebanggaan kita semua, orang Islam dibuat disitu sebagai golongan yang radikal, simbol-simbol intoleran, radikal," jelasnya.
"Padahal kami umat muslim di Jambi selama ini tidak ada masalah, kita namanya berdampingan antar umat beragama, suku, ras, beraneka ragam tidak jadi masalah. Justru dengan adanya statemen-statemen seperti itulah yang bisa mengganggu kantibmas pemecah belah di Kota Jambi tercinta," lanjutnya.
Dalam pelaporan ini, mereka juga menyertakan bukti berupa spanduk yang diamankan dari salah satu lokasi di tepi jalan raya di Kota Jambi, yang didalamnya terdapat foto salah satu calon presiden Anis Baswedan serta terdapat gambar orang-orang yang menggunakan simbol-simbol keislaman.
"Ada yang di tugu juang, ada yang di pal 10. Jadi tadi dari mulut ke mulut langsung kita ambil langkah kita buka, kita cabut, kita amankan nah ini sama-sama kita serahkan," kata Arizal.
"Yang kita amankan ini cuma satu, yang ini dari pal 10," tegas pria bertubuh gempal tersebut.
Dikatakan Arizal, bahwa pada dasarnya mereka pun menolak adanya radikalisme, intoleransi serta hal-hal yang dapat memecah belah persatuan bangsa dan kerukunan antar umat beragama.
"Kalo mereka mau buat Jambi tolak radikal ? sama, kami juga tidak setuju dengan radikalisme dan intoleran, sama-sama kita perangi. Tapi jangan ada menyematkan simbol-simbol agama, suku, ras manapun, kan menyinggung namanya. Ini mereka ini yang justru menciderai keanekaragaman kerukunan yang ada di Jambi," tuturnya.
Dirinya pun mewakili masyarakat Jambi pada umumnya berharap agar laporan ini dapat segera ditindaklanjuti oleh pihak yang berwenang untuk mencegah terjadinya adu domba menjelang tahun politik 2024.
"Kami hanya menyerahkan, dengan harapan agar kita bisa lebih jeli lagi bapak-bapak polisi bersama masyarakat, apabila ada situasi seperti itu yang menyebabkan rusaknya Kantibmas di Kota Jambi cepat kita laporkan kepada pihak yang berwajib, agar lebih jeli lagi menetralisir karena kita mau masuk tahun politik jangan sampai kita diadu-adu seperti ini, tutupnya.