OKI, GLOBALPLANET - Lebih lanjut ia mengungkapkan, covid-19 sangat berdampak sekali terhadap PAD parkir dan KIR, yang merupakan andalan Dishub OKI. "Tapi mau bagaimana lagi kondisinya seperti ini merupakan bencana dan saya akui banyak juru parkir mengeluh, "bebernya.
Dijelaskannya, seperti kalangan Sabtu di Pasar Kayuagung sekarang ditiadakan jadi sangat terlihat sekali parkiran sepi, sementara dari KIR juga mengalami penurunan. Sebenarnya ini bukan terjadi di Dinas Perhubungan OKI saja tapi yang lainnya juga sama.
Untuk itu pihaknya optimis kedepan setelah Covid 19 segera berlalu agar ekonomi dapat kembali membaik dan PAD dapat ditingkatkan .
"Dengan diberlakukannya smart card dalam melakukan uji kir, tidak ada lagi oknum penguji yang nakal yang mengeluarkan buku uji palsu seperti banyak terjadi di Jakarta. Kalau selama ini dengan buku uji ada yang tidak melalui uji dulu sebelumnya," katanya.
Inilah sebab pihak kementerian merubah sistem uji kir manual dengan elektronik. Untuk waktunya masih sama lebih kirang 30 menit tiap kendaraan karena banyak alat yang digunakan untuk menguji.
Tapi dengan uji kir online tidak bisa lagi dipalsukan datanya karena sudah terkoneksi dengan pusat, terbanyak hasil uji rem blong dan masalah lampu. Adanya uji kir elektronik ini maka dapat meminimalisir kondisi kendaraan seperti itu," ungkapnya.
Sementara itu Sekretaris Dishub OKI, Rayen menambahkan, soal biaya besarannya belum diketahui tapi untuk target penerimaan PAD dari program ini setahun sebesar Rp450 juta sama seperti tahun lalu. Kalau jumlah kendaraan yang biasa melakukan uji kir tidak banyak karena OKI kan daerah perlintasan.
Nanti seperti kendaraan yang ada di perkebunan juga akan didata berapa banyak yang beralamat di OKI. Nanti mereka akan melakukan uji kir terjadwal tapi disayangkan banyak kendaraan yang ada alamatnya luar OKI," jelasnya.