PALEMBANG, GLOBALPLANET - Direktur eksekutif LKPI, Arianto mengatakan, metode yang digunakan Stratified Multistage Rrandom Sampling dengan marjin of error +/- 5 % dan tingkat kepercayaan 95 %. Wawancara dilakukan tatap muka dengan melibatkan mahasiswa yang berasal dari Palembang.
“Dua paslon yang bertarung yakni Ratna Machmud - Suwarti (Ramah Berarti) dan Hendra Gunawan - Mulyana (H2G - Mulyana). Temuan survei untuk simulasi dengan memakai contoh kertas surat suara didapatkan elektabilitas H2G - Mulyana (60,7 %) dan Ramah Berarti (29,8 %), serta massa yang belum menentukan pilihan 9,5 %. Kuatnya tarikan elektoral paslon H2G-Mulyana tidak lepas dari kinerjanya yang baik di masyarakat,” ujarnya.
Pemilih menjatuhkan pilihannya pada H2G – Mulyana salah satunya adalah kinerja yang baik. Tolak ukur khususnya Hendra Gunawan selama memimpin Kabupaten Musirawas dirasakan masyarakat sangat puas (6 %), puas (65 %), tidak puas (27 %), tidak puas sama sekali (0,4 %) dan tidak tahu/rahasia (1,6%).
Alasan bisa membawa perubahan yang lebih baik dari sebelumnya sebagai kabupaten yang berstatus tertinggal menjadi status tidak tertinggal secara nasional merupakan prestasi yang diakui masyarakat.
“Suara H2G-Mulyana adalah suara kepercayaan masyarakat Musirawas. Jarak elektabilitas H2G-Mulyana dengan Ramah Berarti cukup jauh yakni sekitar 30 %. Kalau tidak ada kejadian luar biasa, H2G-Mulyana akan memenangkan pilkada Musirawas. Bahkan potensi untuk unggul diatas 70 % bisa diraih H2G-Mulyana dari uji statistik yang kita lakukan,” ujar mantan kordinator Lembaga Survei Indonesia (LSI).
Untuk tingkat popularitas (kedikenalan) dan akseptabilitas (kedisukaan) dari masing-masing nama, Hendra Gunawan popularitas (99 %) dan akseptabilitas (96 %); Suwarti popularitas ( 87 %) dan akseptabilitas (78 %); Ratna Machmud popularitas (86 %) dan akseptabilitas ( 80 %); Mulyana ( 64 %) dan akseptabilitas (63 %).
Sementara, Pengamat Politik Sumatera Selatan Ade Indra Chaniago mengatakan jika membaca hasil survei LKPI, bisa diprediksi jika incumbent di Musi Rawas akan kembali melenggang dan memenangkan kontestasi Pilkada yang akan digelar tanggal 9 Desember mendatang.
Hal tersebut sangat mungkin terjadi karena angka 60 persen lebih tersebut tidak lah mudah untuk dikejar, terlebih lagi selisih keduanya lebih dari separuh.
"Jadi sangat wajar apabila Incumbent atau petahana akan kembali memenangkan kontestasi, karena memang keunggulan mereka sudah berkampanye terhitung sejak dilantik," ungkap Mahasiswa Program Doktoral Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) ini.
Menurut analisa Dosen Politik Stisipol Candradimuka ini, petahana diprediksi dapat dikalahkan apabila sang penantang memanfaatkan pragmatisme pemilih dengan melakukan politik uang secara massif. "Apabila hal tersebut tidak terjadi maka dapat diprediksi hasil Pilkada nanti tidak akan jauh bedanya dengan hasil survey yang dirilis oleh LKPI," katanya.