loader

Semboyan Nedo Muno Mati Jadia di Empat Lawang yang Disalah Artikan Masyarakat

Foto

KABUPATEN - Empat Lawang merupakan salah satu daerah di Provinsi Sumatera Selatan dengan ibu kotanya terletak di Tebing Tinggi. Kabupaten ini diresmikan pada 20 April 2007. Sebelumnya, Empat Lawang awalnya bagian dari wilayah Kabupaten Lahat.

Di Empat Lawang yang terkenal dengan durian tembaganya ini memiliki semboyan “Nedo Muno, Mati Jadia”. Menurut saya, semboyan tersebut terkadang dapat memprovakasi, padahal semboyan ini memiliki historisnya sendiri.

Melalui laman resmi Pemkab Empat Lawang, empatlawangkab.go.id, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Empat Lawang, Rita Purwaningsih melalui Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan, Veranita mengatakan bahwa semboyan tersebut merupakan semboyan yang dipakai oleh orang Lintang dan sudah disalahartikan oleh masyarakat.

“Banyak masyarakat beranggapan buruk dan telah menyalahartikan semboyan orang Lintang yang populer di masyarakat umum tersebut, yang sampai sekarang masih dipakai oleh orang Lintang ini, padahal memiliki arti positif dan serta sejarah di balik semboyan ini.”

Menurut cerita rakyat, kata Empat Lawangan, yang dalam bahasa setempat berarti “Empat Pendekar (Pahlawan)”. Hal tersebut karena pada zaman dahulu terdapat empat orang tokoh yang pernah memimpin daerah ini. Empat Lawang terkenal sebagai daerah yang melahirkan banyak pahlawan dan pendekar. Maka dari itu nama kabupaten Empat Lawang mengandung arti Empat Pendekar yang menjaga empat wilayah.

Semboyan Keberanian

Semboyan “Nedo Muno, Mati Jadia” ini, merupakan semboyan yang dipakai oleh Empat Pendekar yang berasal dari Lintang untuk menyelamatkan Sunan Palembang dari sergapan musuh. Ini merupakan fakta yang sebenarnya mengapa muncul semboyan tersebut di Kabupaten Empat Lawang. 

Semboyan tersebut menggambarkan keberanian seorang pahlawan untuk membela kebenaran yang dipegang teguh oleh empat orang pendekar saat menyelamatkan Sunan Palembang dari sergapan musuh. Atas jasa empat pendekar tersebut, Sunan Palembang memberi gelar pahlawan kepada Empat Pendekar.

Masyarakat pendatang dari Luar Kabupaten Empat Lawang sampai sekarang masih takut untuk datang ke Empat Lawang, karena masih ada berita yang kurang baik. Di antaranya rawan pembegalan atau perampokan dan aksi kekerasan di jalan. Namun Pemkab Empat Lawang terus berupaya untuk menjaga nama baik Kabupaten Empat Lawang dan terus berupaya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.

Sesuai dengan visi misi yakni Madani, Keamanan itu prasyarat awal tapi tujuannya itu kemakmuran. Sebagian besar atau mencapai 93 persen masyarakat Empat Lawang adalah petani. Karena itu, jika ingin masyarakat makmur, Empat Lawang harus membangun pertanian. 

Pemerintahan Kabupaten Empat Lawang juga bekerja sama dengan aparat Kepolisian untuk menjaga keamanan dan ketertiban di masyarakat. Karena menurut saya hal ini memang harus dilakukan untuk menjaga nama baik daerah empat lawang itu sendiri.

Pendapat orang lain juga menjadi pertimbangan bahwa jika perlu semboyan “Nedo Muno, Mati Jadia” ini dihapuskan karena banyak sekali yang salah mengartikan dari makna yang sebenarnya. Diketahui juga bahwa sudah menjadi tipikal dan karakter masyarakat Lintang yang terkenal berwatak keras. Namun, hal itu tidak patut untuk ditonjolkan karena sekarang bukan lagi zamannya menyelesaikan masalah dengan kekerasan. Apalagi sampai harus jatuh korban. 

Slogan negatif tentang orang Lintang Nedo Munoh Mati Jadia (tidak membunuh mati pun jadi), tidak perlu lagi dipakai. Karena hal itu menunjukan suatu kebodohan. Kabupaten Empat Lawang jangan sampai dikotori dan dinodai dengan ulah-ulah negatif, seperti aksi perampokan dan aksi kekerasan yang berujung kepada kematian. 

Kita bisa menjadikan Empat lawang dan Lintang sebagai daerah yang maju, damai, tertib serta rukun dan tidak selalu yang terdengar adalah kekerasan, perpecahan dan perampokan. Diharapkan masyarakat dari luar tidak lagi khawatir dan ketakutan untuk datang dan berkunjung ke kabupaten Empat Lawang, karena Empat Lawang juga mempunyai tempat wisata yang tak kalah menarik dari daerah lain. 

Alam Empat Lawang masih asri sehingga dapat dijadikan tempat wisata. Upaya yang terus dilakukan pemerintahan setempat untuk keamanan pun sudah dilakukan, berita yang kurang bagus pun sudah jarang terjadi, jadi Empat Lawang sekarang sudah aman.


Penulis: Ayu Mila Rosa 
Mahasiswi Prodi Ilmu Politik Fisip UIN Raden Fatah Palembang

 


Disclaimer: Isi artikel menjadi tanggung jawab penulis

Share

Ads