JAKARTA, GLOBALPLANET.news - Diketahui, Jack Ma pada Oktober 2020, Jack Ma secara terang-terangan mengkritik regulator sistem keuangan dan bank-bank pemerintah dalam sebuah diskusi publik di Shanghai.
Dilansir daei CNBC Indonesia, salah satu orang terkaya China itu menyerukan reformasi sistem keuangan "yang menahan inovasi bisnis". Ia menyamakan peraturan perbankan yang diterapkan China saat ini sebagai "klub orang tua".
Jack Ma juga mengatakan Bank China beroperasi dengan mentalitas "pegadaian", sebagaimana dilaporkan oleh Reuters. Tentu pidato itu membuat marah pemerintah China. Kritiknya itu dianggap menyerang otoritas Partai Komunis.
Setelahnya tindakan yang keras diberikan kepada bisnis Fintech milik Alibaba, Ant Group. Penghentian penawaran saham perdana (IPO) Ant Group senilai US$37 miliar atau setara Rp 518 triliun (asumsi Rp 14.000/US$) menjadi keputusan pribadi Xi atas komentar Jack Ma.
Informasi ini diungkap pejabat China yang identitasnya dirahasiakan kepada Wall Street Journal pada November 2020 lalu. Menurut laporan tersebut, Xi Jinping telah memerintahkan regulator China untuk melakukan investigasi dan secara efektif menghentikan penawaran saham Ant Group.
Pemerintah China menghentikan IPO Ant Group dua hari sebelum pencatatan perdana saham di bursa saham Hong Kong dan bursa saham Shanghai. Keputusan ini dibuat setelah beberapa hari setelah Jack Ma mengkritik pengawas sektor keuangan dan bank negara.
Ant Group merupakan raksasa fintech China yang cukup berpengaruh pada sistem keuangan China. Salah satu layanan terpopulernya adalah Alipay yang dipakai sebagai dompet digital untuk pembayaran digital, transfer dana hingga membeli produk investasi.
Sementara itu, sejak November, Jack Ma yang biasanya aktif menggunakan Twitter kini tak terlihat aktivitasnya lagi. Ia juga tak lagi tampil di program televisi yang menghadirkannya sebagai bintang tamu.