JAKARTA, GLOBALPLANET - Perwakilan Parlemen Uni Eropa Berkunjung ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam rangka membahas berbagai permasalahan global seperti energi terbarukan sampai agenda politik Indonesia jelang 2024. Pada kesempatan tersebut pula dibahas tentang perdagangan kelapa sawit yang merupakan salah satu komoditas ekspor utama Indonesia yang mengalami pembatasan lantaran kekhawatiran atas isu deforestasi.
Kunjungan Parlemen Uni Eropa di Gedung DPR diterima Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR, Fadli Zon, Selasa (21/2/2023). Diungkapkan Fadli Zon, diskusinya sangat luas, namun pihaknya selalu menerima delegasi dari Parlemen Eropa ini, yang terdiri dari banyak Komisi, bahkan para anggota Parlemen Uni Eropa ini kerap rutin mengadakan kunjungan ke DPR bisa 2-3 kali bahkan bisa lebih.
“Saya kira ini adalah satu hal yang sangat positif, artinya mereka mempunyai perhatian lebih ke kawasan ASEAN dan khususnya pada Indonesia. Dan selalu kita terima di DPR RI oleh BKSAP,” ujar Fadli Zon.
Lebih lanjut tutur Fadli Zon, dalam bidang ekonomi, dalam pertemuan ini membahas mengenai persoalan pembatasan ekspor kelapa sawit karena aspek deforestasi dan kesehatan. Kampanye hitam terkait deforestasi ini tidak dapat dipungkiri lantaran terjadi banyaknya kebakaran hutan di Indonesia pada masa lalu. Terkait Kesehatan, saturated fat yang dinilai membuat kelapa sawit berbahaya juga ditemukan di produk lainnya seperti keju, coklat, dan sebagainya.
“Beberapa tahun belakangan ini ekspor kelapa sawit kita itu dihambat, karena ada keputusan-keputusan yang bisa dianggap juga sebagai trade barrier ya gitu, tuduhan-tuduhan deforestasi dan seterusnya,” kata Fadli Zon.
Namun tutur Fadli Zon, dari sisi parlemen, pihak DPR RI juga menyampaikan kepada mereka (Parlemen Uni Eropa) bahwa mungkin itu terdapat kasus per kasus, dan secara umum saat ini sudah jauh lebih baik itu dan harusnya tidak ada lagi hambatan terhadap produk-produk ekspor asal Indonesia, baik kelapa sawit maupun komoditas lainnya.