GLOBALPLANET - Dalam China-ASEAN Expo (CAEXPO) ke-21 dan China-ASEAN Business and Investment Summit (CABIS) di Nanning International Convention and Exhibition Center (NICEC), Indonesia kembali menegaskan komitmennya terhadap industri kelapa sawit yang berkelanjutan.
Melalui kolaborasi Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), kampanye “Sawit Baik” diangkat dalam Indonesia Talkshow yang diselenggarakan pada hari ketiga expo, 26 September 2024.
Diskusi berfokus pada pentingnya industri kelapa sawit bagi perekonomian Indonesia dan komitmen untuk memastikan keberlanjutan lingkungan dalam proses produksinya.
"China merupakan salah satu mitra dagang terbesar Indonesia dalam industri kelapa sawit. Ekspor sawit kita berkontribusi signifikan terhadap penguatan hubungan dagang antara kedua negara,” ujar Direktur Pengembangan Ekspor Produk Primer Kementerian Perdagangan, Miftah Farid dalam keterangannya dikutip globalplanet, Kamis (26/9/2026).
China saat ini menempati urutan ke-4 terbesar tujuan ekspor kelapa sawit Indonesia, dengan peluang ekspor produk-produk berbasis energi hijau seperti biodiesel terus berkembang.
Miftah menekankan bahwa selain memberikan dampak ekonomi yang besar, industri kelapa sawit Indonesia juga terus berinovasi dalam menjaga keberlanjutan lingkungan, sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam mendorong ekspor produk ramah lingkungan.
Kepala Divisi Kemasyarakatan dan Civil Society BPDPKS, Aida Fitria menekankan pentingnya aspek keberlanjutan dalam industri kelapa sawit. Menurutnya, BPDPKS bersama GAPKI telah melakukan berbagai langkah untuk memastikan bahwa kelapa sawit Indonesia diproduksi secara bersih dan berkelanjutan. “Sawit berkelanjutan adalah komitmen kami dalam mendukung praktik-praktik yang menjaga kelestarian lingkungan,” ujarnya dilansir InfoSAWIT.
Sawit merupakan tanaman paling efisien dalam menghasilkan minyak nabati dibandingkan tanaman lain, sehingga memainkan peran penting dalam perekonomian global dan upaya mengurangi dampak lingkungan.
Aida juga menyebutkan bahwa Indonesia telah menerapkan regulasi ketat dalam pengelolaan limbah dan pelestarian ekosistem di sekitar perkebunan, sebagai bagian dari upaya menghilangkan stigma negatif terkait deforestasi yang kerap dikaitkan dengan industri sawit.