loader

Jangan Cemas, Bentuk-Bentuknya dari Waktu ke Waktu

Foto

GLOBALPLANET - Posisi payudara wanita terletak di depan otot dada. Payudara sendiri tersusun dari beberapa jaringan, seperti lemak, jaringan ikat, pembuluh darah, serta kelenjar susu. Kelenjar susu inilah yang berperan penting dalam menghasilkan ASI. Pada dasarnya, ukuran dan bentuk payudara setiap wanita berbeda-beda. Perbedaan ini biasanya dipengaruhi oleh jumlah lemak dan perubahaan hormon yang terjadi seiring dengan siklus hidup normal.

Perkembangan Bentuk-Bentuk Payudara

Berikut adalah tahapan perubahan bentuk-bentuk payudara yang terjadi selama siklus kehidupan, mulai dari masa pubertas hingga mencapai masa menopause:

Masa pubertas
Saat seorang wanita memasuki masa pubertas, tubuhnya akan memproduksi dan melepaskan hormon estrogen. Pelepasan hormon ini membuat bentuk payudara yang sebelumnya terlihat seperti anak laki-laki, akan mulai tumbuh dan berkembang. Perubahan bentuk ini terjadi karena hormon estrogen merangsang kelenjar susu di payudara.

Masa menstruasi
Produksi hormon estrogen dan progesteron akan meningkat ketika Anda mengalami siklus menstruasi untuk pertama kali. Peningkatan kedua hormon tersebut memicu pertumbuhan dan perkembangan jaringan yang ada di dalam payudara. Pada tahap ini, payudara akan tampak lebih besar dan lebih padat. Perubahan bentuk payudara ini terjadi sebagai persiapan untuk kemungkinan hamil. Namun jika kehamilan tidak terjadi, maka payudara akan kembali ke ukuran normal.

Saat hamil
Selama masa kehamilan, perubahan kadar hormon kehamilan, seperti hormon progesteron, estrogen, dan prolaktin, menyebabkan perubahan pada bentuk payudara sebagai persiapan masa menyusui. Kelenjar-kelenjar susu akan distimulasi untuk memproduksi ASI pada masa menjelang persalinan. Perubahan tersebut terkadang bisa membuat wanita hamil merasa kurang nyaman. Untuk meringankan keluhan tersebut, beberapa langkah perawatan payudara saat hamil bisa dilakukan.

Masa menyusui
Ketika Anda menyusui, hormon estrogen dan progesteron akan mengalami penurunan. Penurunan kedua hormon ini akan digantikan dengan hormon prolaktin. Hormon prolaktin berperan dalam memproduksi ASI, membuat payudara menjadi lebih padat, kencang, dan besar.

Setelah masa menyusui, jaringan payudara akan kembali menyusut dan kembali ke bentuk payudara sebelum Anda melahirkan. Ada wanita yang mungkin mengalami pengenduran ada payudaranya setelah menyusui. Untuk mengatasinya, ada beberapa cara mengencangkan payudara setelah menyusui yang bisa dilakukan.

Masa menopause
Atrofi atau pengecilan payudara terjadi pada saat wanita berusia 40 sampai 50 tahun, yaitu ketika mencapai masa menopause. Pengecilan payudara ini terjadi saat hormon estrogen mengalami penurunan. Akibatnya, kelenjar susu dan jaringan payudara kehilangan elastisitasnya sehingga akan menjadi kendur. Selain kendur, perubahan lain pada payudara yang bisa terjadi ketika memasuki masa menopause adalah munculnya stretch marks, melebarnya jarak antar-payudara, dan tampilan payudara menjadi lebih datar. Sebagian orang menganggap menyusui menjadi salah satu faktor yang membuat payudara menjadi kendur. Namun, sebenarnya payudara yang turun disebabkan oleh berbagai faktor lain, seperti perubahan berat badan yang drastis, terlalu banyak melakukan aktivitas fisik yang berat, serta kebiasaan merokok.

Perubahan bentuk yang tidak seimbang pada kedua payudara dapat menyebabkan asimetri payudara. Asimetri payudara adalah suatu kondisi di mana salah satu payudara memiliki ukuran lebih besar dibandingkan dengan yang lain. Meskipun bukan kondisi yang mengkhawatirkan, tetap saja Anda harus mewasapadai gejala yang menyertainya. Terlebih, jika salah satu payudara menjadi lebih besar secara tiba-tiba.

Pada umumnya, perubahan bentuk-bentuk payudara bersifat alami dan tidak berbahaya. Tetapi seiring dengan bertambahnya usia, risiko untuk mengalami penyakit tertentu pada payudara akan meningkat. Untuk itu, lakukanlah pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dan pemeriksaan payudara ke dokter secara berkala, untuk mewaspadai dan mendeteksi sejak dini jika ada kelainan.

Sumber: alodokter

Share

Ads