PALEMBANG, GLOBALPLANET - Aiptu M Muhtasor adalah salah satu anggota Unit Dikyasa Program Sahabat Polantas Divisi Satlantas Polrestabes Kota Palembang. Bhayangkara satu ini memiliki pengalaman panjang selama mengajar anak PAUD dan Taman Kanak-kanak.
"Waktu masih bertugas di Sabhara Poltabes Palembang divisi pengendalian masyarakat tahun 1998 kalau sedang tidak ada demo, saya sering diajak senior saya saat itu Herpansyah Gumay, untuk mengajar anak TK. 3 tahun kemudian saya dipindahkan ke Satlantas bagian pendidikan masyarakat lalu lintas dan rekayasa tahun 2001 hingga saat ini," ungkap dia ketika dibincangi disela-sela latihan seleksi paskibra di Griya Agung, Jumat (14/8/2020).
Selama kurang lebih 20 tahun, Aiptu M Muhtasor sudah banyak mengalami suka duka dalam mengajar anak TK. Visi yang ingin ditanam kepada anak-anak usia TK adalah mereka tidak perlu takut dengan polisi.
"Dalam mengajar anak TK tidak susah, yang penting kita harus ramah dan pandai membujuk mereka. Seringkali anak-anak kecil kita lihat suka ditakut-takuti oleh orang tuanya, 'ayo kamu, kalau tak nurut nanti ditangkap polisi'. Nah image negatif itu mau saya hilangkan, saya tanamkan ke anak-anak kalau polisi itu baik dan sahabatnya anak-anak," jelasnya.
Ada satu pengalamannya yang kini menjadi kebiasaannya ketika mengajar, hal ini terjadi tahun 2008 lalu, dimana salah satu muridnya yang merupakan anak dengan kondisi autisme menarik senjata pistol yang ia bawa.
"Saya kaget, langsung saya ambil lagi kemudian mengosongkan peluru. Nah, semenjak saat itu kalau ngajar pistol yang saya bawa pelurunya dikosongkan dulu," bebernya.
Pria kelahiran Brebes 14 Agustus 1977 dan besar di Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin mengungkapkan, selama 20 tahun ini ada ratusan pendidikan anak usia dini baik TK, PAUD, Raudhatul Atfhal. Dirinya juga mengaku bakat mengajar ia pelajari secara otodidak.
"Tidak ada bakat khusus, otodidak saja. Yang penting ikhlas, saat bertemu anak-anak saya merasa terhibur dan lelah itu hilang seketika di samping tugas saya sebagai seorang polisi," katanya.
Meski sempat ada niatan untuk pindah tugas dan berhenti mengajar, usulan itu sempat ditolak atasannya sebanyak 2 kali. Sejak saat itu, dirinya merasa rezeki yang diberikan Yang Maha Kuasa adalah di posisi sekarang.
"Tahun 2006 saya sempat ingin pindah ke SPN Betung tapi ditolak atasan. Kemudian pernah juga ngusul pindah ke Polsek SU II, sekarang saya nikmati saja mungkin rezekinya memang di sini," tuturnya.
Dari sekian banyak murid yang pernah ia ajar hanya beberapa yang kini mengikuti jejaknya sebagai abdi negara. "Salah satunya kini yang jadi Ajudan Kapolrestabes Palembang," pungkasnya.