PALEMBANG, GLOBALPLANET.news - Bukan cuma itu, salah satu yang menjadi tradisi pada hari 10 Asyura adalah bubur Asyura/suro yang biasa dibagikan kepada masyarakat.
Seperti yang dilakukan pengurus Masjid Al-Mahmudiyah (Masjid Suro) di Kelurahan 30 Ilir, Kecamatan Ilir Barat II yang memasak bubur asyura/suro untuk kemudian dibagikan kepada 1500 anak yatim dan masyarakat sekitar, Sabtu (29/8/2020).
Salah satu pengurus masjid yang ikut memasak, Kgs M Soleh Solihin mengatakan di hari ini adalah hari yang tepat meminta pengampunan dan mengharap pahala dari Allah SWT. Sehingga momen ini dimanfaatkan untuk berbagi dengan anak yatim.
"Kalau berbagi dengan anak yatim pahalanya akan berlipat ganda. Kami mengharapkan pahala dengan menggelar pembagian bubur suro" ungkap Soleh.
Sejak pagi ia bersama rekan-rekannya dibantu warga memasak bubur asyura dengan bumbu yang disiapkan. Ini merupakan hasil sedekah masyarakat secara sukarela.
Kebiasaan Pengurus Masjid Suro memasak dan membagikan bubur asyura sudah dimulai sejak 5 tahun yang lalu. Dimana hal ini terinspirasi dari Almarhum Ustad Taufik Hasnuri, Ulama Palembang yang setiap tanggal 10 Asyura membagikan bubur asyura di rumahnya.
"Kami terinspirasi dari Almarhum Ustad Taufik Hasnuri, beliau selalu membagikan bubur asyura setiap 10 Asyura," jelasnya.
Di tempat yang sama, Yusuf juru masak bubur asyura menjelaskan dalam proses memasaknya, bubur ini memerlukan waktu 4 jam dari mulai proses peracikan hingga bubur matang.
Bahan-bahan yang dijadikan bubur adalah nasi dan daging sapi cincang. Bumbunya pun beragam, mulai dari bawang merah, bumbu sop, bawang putih, lada, ketumbar, paloh, cengkeh, kayu manis, daun bawang, kecap manis, kecap asin, dan bumbu malbi.
"Beras 20 kilo, kami menggunakan 2 buah Grengseng (tungku) masing-masing 10 kilo beras. Setelah berasnya jadi bubur baru dimasukkan bumbu-bumbu tadi dan daging cincang yang sebelumnya sudah diberi bumbu malbi," terang Yusuf.
Menurutnya kesulitan dalam membuat bubur asyura adalah selama mengaduk bubur harus sabar, dan ketika mengaduk mulai berat dibutuhkan tenaga ekstra.
Kayu yang digunakan untuk memasak pun adalah kayu pelawan, kayu ini dipilih karena panas yang dihasilkan tahan lama.
"Dari pukul 8 pagi kami mulai memasak bubur hingga selesai nanti butuh waktu 4 jam. Secara bergantian kami mengaduk bubur supaya bagian bawah tidak mengeras," jelasnya.
Rencananya bubur asyura ini akan dibagikan kepada 1500 orang ba'da Zuhur. Warga yang mengambil boleh membawa wadah masing-masing dari rumah.