OKUT, GLOBALPLANET - “Simulasi ini dilaksanakan sebagai persiapan dalam menghadapi Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati OKU Timur,” kata Kapolres OKU Timur AKBP Dahlizon, SH, SIK.
Kegiatan sengaja dilakukan di aula Mapolres mengingat saat ini masih pandemi Covid-19. "Simulasi ini dilaksanakan sebagai langkah antisipasi dan kesiapan personil sebelum melakukan pengamanan," ungkapnya.
Simulasi diawali dengan ada ratusan massa yang merasa tidak puas dan menilai adanya kecurangan pada Pilkada Bupati dan Wakil Bupati serentak pada 2020 melakukan aksi anarkis di Kantor KPU OKU Timur. Aksi massa semakin tidak terkendali karena tidak satupun pimpinan KPU setempat menemui massa pengunjukrasa.
Karena merasa aksi tidak ditangkapi, massa berbuat semakin brutal sehingga Kapolres OKU Timur AKBP Dahlizon, SH, SIK, mengambil keputusan dengan memerintahkan personil untuk memukul mundur massa pengunjuk rasa. Emosi massa semakin tidak terkendali dan memaksa brikade polisi yang berjaga. Bahkan massa pengunjuk rasa semakin anarkis dengan membakar ban bekas yang kembuat situasi semakin mencekam.
Bukan hanya sampai disitu aksi anarkis massa semakin beringas dengan melempari polisi dengan batu. Melihat kondisi itu peraonil polisi lalu menembakkan gas air mata yang membuat massa berlahan-lahan mundur. Tapi massa kembali maju dan situasi semakin tidak terkendali karena itu Kapolres OKU Timur meminta bantuan pasukan Brimob untuk memukul mundur massa pengunjukrasa. Setelah turun bantuan dari pasukan Brimob massa berhasil dipukul mundur. Massa lalu membubarkan diri.
Beberapa orang yang diduga sebagai provokator yang membuat terjadinya unjukrasa anarkis berhasil ditangkap. Polisi juga berhasil mengevakuasi Ketua KPU OKU Timur dan dibawa ke Mapolres OKU Timur.