LAHAT, GLOBALPLANET.news - Aksi itu dilakukan sebagai bentuk kekecewaan terkait aktivitas angkutan batu bara dan galian C yang membuat lingkungan menjadi buruk akibat banyaknya debu.
"Aktivitas transportir ini timbul debu, tidak ada penyiraman selama ini dan tidak ada istilah kita belum ada kompensasi terhadap masyarakat," ujar Pemuka Masyarakat H Anwar Bahudin Desa Prabumenang yang mewakili emak-emak.
Bahkan, Anwar menekankan berharap kepada pemerintah permaslahaan ini tidak berlarut larut, bukan tidak mungkin akan ada aksi kembali yang mana aksi telah dilakukan dua kali.
"Jika tidak ada tindaklanjut dan kedepannya ada aksi kembali. Kami tidak bisa menahan emak-emak," kata dia.
Menanggapi aksi tersebut, Bupati Lahat Cik Ujang mengatakan, pihaknya segera mengambil tindakan dengan mendirikan wadah transportir batu bara Lahat.
Wadah transportir itu nantinya, akan menjalnkan aktivitas penyemptoran dan pembersihan jalan di desa-desa yang dilalui angkutan batu bara.
"Mungkin nanti akan ada mobil sedot debu, jadi seluruh tambang transportir bersatu untuk menyelesaikan permasalahan itu. Mungkin akan di naungi oleh Perusda," jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, kompensasi terkait kerugian masyarakat desa akibat aktivitas angkutan batu bara akan dipelajari terlebih dahulu. "Untuk kompensasi akan kita pelajari terlebih dahulu," tandas dia.