EMPAT LAWANG, GLOBALPLANET - Dampaknya, kurang lebih 350 hektar sawah yang masuk dalam daerah irigasi (DI) Ayik Seguring tersebut, terbengkalai dan kini telah menjadi kawasan belukar (baca : lahan tidur).
"Iya, sudah kurang lebih lima tahun sawah di sini tidak lagi digarap petani, sejak saluran primer irigasi ayik seguring patah," ungkap Dirman salah seorang warga setempat, Rabu (7/10/2020).
Dikatakannya, sejak saat itu juga semua petani sawah di tiga desa yakni Desa Rantau Tenang, Desa Lampar Baru dan Desa Kemang Manis, sudah beralih pekerjaan dan tidak lagi menggarap sawah mereka, karena lahan sawah sudah kering. "Cukup miris juga, kalau lihat kondisi lahan persawahan ini sekarang, rindu rasanya melihat padi menguning di persawahan ini," ucapnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Empat Lawang, Apriansyah Qolbi mengatakan, pada tahun ini pihaknya sedang mengupayakan aliran irigasi Ayek Segiring, berfungsi kembali melalui program Integrated Participatory Development and Management of Irigation Program (IPDMIP).
"Saat ini sedang berlangsung pelaksanaan pembangunan saluran primer irigasi seguring melalui pendanaan IPDMIP," ungkap Qolbi.
Pria yang juga menjabat sebagai Plt Kepala Bidang (Kabid) Sumber Daya Air (SDA) pada DPUPR Kabupaten Empat Lawang tersebutpun mengakui, sejak saluran irigasi Ayek Seguring patah pada sekitar lima tahun lalu, hampir seluruh lahan persawahan di sana tidak lagi digarap.
"Makanya kami bertekat agar pembangunan irigasi di sana tuntas dan petani bisa menanami sawahnya kembali," jelasnya.
Diapun menyebut, jika saluran irigasi yang saat sudah rampung sekitar 70-an persen itu selesai dan sudah bisa dialiri air kembali pada tahun ini, dipastikan petani sudah bisa menggarap sawahnya kembali.
"Walaupun kita akui masih banyak yang perlu dibenahi, terutama di hulunya, namun kalau saluran primer ini selesai, petani sudah bisa membuka sawahnya lagi," kata dia.