MUBA, GLOBALPLANET.news - Perubahan tersebut disebabkan sejumlah faktor, diantaranya penyesuaian terhadap RPJMD Provinsi Sumsel dan RPJMN, serta adanya bencana non alam yakni pandemi COVID - 19.
"Perubahan RPJMD 2017-2022 karena mensikapi berbagai perkembangan saat ini, khususnya di daerah kita. Pertama ada hal yanh harua diselaraskan dengan RPJMD Provinsi dan RPJMN. Kedua, karena ada kejadian bencana non alam, sehingga target-target yang telah disusun di RPJMD terpaksa di revisi," ujar Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin, ditemui ditemui usai memimpin Musyawaran Rencana Pembangunan (Musrenbang) Kabupaten Muba yang digelar secara virtual di ruang rapat serasan sekate, Rabu (7/10/2020).
Salah satu prioritas yang dilaksanakan pihaknya yakni penanganan Covid-19, dimana perlu diadakan perubahan untuk pemulihan ekonomi karenanya seluruh rencana kerja dari OPD itu harus mengakomodir hal tersebut.
Dodi juga mengakui salah satu target yang berat di capai di RPJMD adalah penurunan angka kemiskinan menjadi satu digit, mengingat dampak covid bakal menambah angka kemiskinan baru.
"Perubahan ini juga termasuk upaya kita menekan angka kemiskinan semaksimal mungkin. Karena diprediksi pandemi ini membuat kemiskinan baru. Jadi, seberapa jauh kita bisa mengerem laju pertambahan tersebut, sekaligus untuk mengentaskan yang sudah ada," jelas dia.
Untuk upaya pemulihan ekonomi, karena Muba sebagian besar masyarakatnya bergantung di dua komoditas yakni kelapa sawit dan karet. Maka dari itu program yang dilakukan bagaimana percepatan program hilirasasi kedua komoditas tersebut sehingga bisa memberi nilai tambah bagi petani.
"Bagaimana peremajaan kelapa sawit terus kita lakukan, kemudian petani bisa memiliki pabrik kelapa sawit sendiri. Untuk karet kita bagaimana petani bisa menghasilkan lateks yang harganya lebih baik dan bisa dimanfaatkan untuk campuran aspal karet," tutur dia.
Disinggung mengenai infrastruktur, orang nomor satu di Bumi Serasan Sekate ini mengatakan, pihaknya tetap fokus dalam hal pembangunan, dimana target yang telah ditetapkan tidak akan berubah.
"Karena bagimanapun ini sudah terukur, berapa jalan mantap, berapa kebutuhan sanitasi, berapa rumah yang harus dibedah, berapa banyak rumah yang harus direlokasi, dan berapa banyak ketersediaan koneksi air minum. Ini diharapkan tidak akan berubah, tetap kita priotitaskan dengan penanganan kesehatan," tegas dia.
Sementara Kepala Bappeda Muba Iskandar Syahrianto mengatakan salah satu upaya konkrit yang dilakukan Pemda dalam pemulihan perekonomian nasional adalah upaya penguatan petani serta upaya hilirasasi komoditas.
"Kita mengupayakan corporasi petani, dalam artian petani tidak hanya jadi petani, tapi juga ambil bagian dalam industri salah satunya pendirian pabrim kelapa sawit. Jadi mereka bisa punya pabrik sendiri, tentunya akan jadi nilai tambah petani, targetnya akan dilakukan dalam satu tahun untuk realisasi," ujar Iskandar.
Meski dampak pandemi membuat ekonomi terpukul, pihaknya tetap optimis terkait pertumbuhan ekonomi. "Kita mentargetkan diangka 2,5-2,75 persen. Ambisius memang, tapi kita kan berbeda dengan daerah lain terutama perkotaan, sebab sektor andalannya komoditas yang justru saat pandemi seperti sawit harganya malah membaik," tandas dia.